Logo Bloomberg Technoz

Pemerintah Raup Utang Dolar Rp31,7 T dari Penjualan Global Bond

Tim Riset Bloomberg Technoz
04 January 2024 10:00

Kumpulan uang kertas 100 dolar AS diatur di kantor pusat Shinhan Bank, unit dari Shinhan Financial Group Co., di Seoul, Korea Selatan, 14 September 2022. (SeongJoon Cho/Bloomberg)
Kumpulan uang kertas 100 dolar AS diatur di kantor pusat Shinhan Bank, unit dari Shinhan Financial Group Co., di Seoul, Korea Selatan, 14 September 2022. (SeongJoon Cho/Bloomberg)

Bloomberg Technoz, Jakarta - Pemerintah menjual tiga seri surat utang berdenominasi dolar AS, global bond, senilai total US$2,05 miliar, sekitar Rp31,76 triliun dengan asumsi kurs Rp15.495/US$, mengawali tahun 2024 di tengah penurunan tingkat imbal hasil obligasi yang berpeluang meringankan biaya pendanaan.

Laporan Bloomberg menyebut, pada Rabu (3/1/2024), pemerintah merilis tiga tranches global bond yang masing-masing jatuh tempo pada 2029, lalu 2034 dan 2054 yang memberikan tingkat imbal hasil alias yield di kisaran 4,65%-5,2%. Semula tingkat imbal hasil diminta di rentang 4,9% hingga 5,45%.

Penjualan global bond ini dilangsungkan bersamaan dengan gelar lelang perdana SUN kemarin yang diminati hampir Rp40 triliun dan akhirnya dimenangkan di angka Rp21,75 triliun.

Langkah 'ngebut' pemerintah menggelar penjualan SUN di awal tahun terlihat memanfaatkan sentimen pasar yang sejauh ini masih kondusif dengan pergerakan yield masih di kisaran tidak terlalu tinggi. "Sepertinya penambahan pasokan surat utang memanfaatkan sentimen masih kondusif dan sebagian mungkin karena pertimbangan semakin dekatnya Pemilu," komentar Winson Phoon, Head of Fixed Income Research di Malayan Banking Bhd, seperti dilansir oleh Bloomberg News, Kamis (4/1/2023).

Seri global bond yang ditawarkan itu berjenis bunga tetap (fixed rate), tanpa jaminan alias unsecured, yang akan digunakan untuk berbagai keperluan membiayai anggaran negara. Di jajaran penjamin emisi utama (bookrunner) tercatat nama-nama bank besar seperti ANZ Group Holdings Ltd., Bank of America Securities, Deutsche Bank AG, Morgan Stanle dan UBS Group AG.