Logo Bloomberg Technoz

Belanja Pemerintah Seret, Penerbitan Surat Utang Anjlok 51%

Ruisa Khoiriyah
20 December 2023 12:45

Penerbitan surat berharga negara baik itu SUN maupun SBSN turun cukup dalam 2023 (Brent Lewin/Bloomberg)
Penerbitan surat berharga negara baik itu SUN maupun SBSN turun cukup dalam 2023 (Brent Lewin/Bloomberg)

Bloomberg Technoz, Jakarta - Lelang sukuk yang berlangsung sepi kemarin menjadi penutup rangkaian emisi surat utang oleh pemerintah tahun ini. Total nilai emisi SBN yang terdiri atas Surat Utang Negara (SUN) dan Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) juga SBN ritel sampai akhir November telah mencapai Rp293,3 triliun.

Selama Desember, sudah berlangsung dua kali lelang SBSN, sekali lelang SUN, lelang debt switch dan penutupan masa pemesanan sukuk tabungan seri ST011. Bila memasukkan nilai emisi tersisa di bulan terakhir tersebut, total penerbitan SBN mencapai Rp347,3 triliun. Angka itu lebih rendah di bawah target di Rp362,9 triliun. Bahkan angkanya juga jauh lebih kecil, turun sekitar 51,3% dibandingkan dengan nilai emisi SBN 2022 yang mencapai Rp713 triliun. 

Nilai penerbitan yang rendah dipengaruhi oleh kinerja APBN sepanjang tahun ini yang berulang kali mencetak surplus akibat lambatnya belanja pemerintah, ketika pertumbuhan ekonomi tertatih penurunan kinerja ekspor. Pada semester 1-2023 misalnya, APBN masih mencetak surplus sebesar Rp152,3 triliun.

Surplus masih berlanjut hingga September lalu dan baru defisit pada Oktober 2023 sebesar Rp700 miliar dan pada November mencatat defisit Rp35 triliun. 

Kinerja belanja APBN tahun ini terbilang buruk dengan realisasi hanya 83% sampai 12 Desember lalu (Dok: Kementerian Keuangan)

Sebagai gambaran, sampai 12 Desember lalu, nilai belanja negara yang sudah direalisasikan baru 83% dari target atau sekitar Rp2.588,2 triliun. Padahal target belanja tahun ini sudah direvisi dari tadinya Rp3.601,2 triliun menjadi Rp3.117,2 triliun. Sementara pendapatan negara pada saat yang sama tercatat Rp2.553,2 triliun, atau 103,66% dari target pendapatan negara sebesar Rp2.463 triliun.