Logo Bloomberg Technoz

Tembaga Rawan Langka, Segini Cadangan yang Tersisa di Bumi

Wike Dita Herlinda
13 December 2023 09:50

Pertambangan tembaga di Cile./dok. Bloomberg
Pertambangan tembaga di Cile./dok. Bloomberg

Bloomberg Technoz, Jakarta – Berbagai analis komoditas di dunia telah mewanti-wanti pasok temabaga global kemungkinan bakal stagnan, atau bahkan defisit, mulai tahun depan; walakin prospek permintaan komoditas mineral logam ini makin moncer seiring dengan tingginya kebutuhan konduktor untuk kendaraan listrik.

BMO Capital Markets, misalnya, memproyeksikan defisit minor terhadap pasok tembaga tahun depan. Goldman Sachs Group Inc juga memperkirakan suplai tembaga dunia akan tekor lebih dari 500.000 ton tahun depan. Jefferies pun mengestimasikan terjadinya shortfall besar tahun depan.

Sebelumnya, padahal, lembaga-lembaga itu meneropong bahwa tembaga bakal surplus besar pada 2024. Harga juga akan bagus, seiring dengan makin masifnya proyek besar baru yang dimulai di seluruh dunia.

Sayangnya, harapan sebagian besar industri untuk mendapatkan surplus tembaga bakal pupus pada akhir dekade ini, lantaran lonjakan permintaan untuk kendaraan listrik atau electric vehicle (EV) dan infrastruktur energi terbarukan diperkirakan berbanding terbalik dengan pembukaan tambang baru.

Pergerakan harga tembaga./dok. Bloomberg

Menyitir laporan United States Geological Survey (USGS), hingga saat ini, sekitar 700 juta metrik ton tembaga telah diproduksi di seluruh dunia. Jumlah ini setara dengan kubus berukuran sekitar 430 meter di sisinya.