Logo Bloomberg Technoz

Menguji Apakah Suara Gen Z Bisa Ditarik dengan Konten Gimik Gemoy

Ruisa Khoiriyah
29 November 2023 13:00

Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka. (Tangkapan layar instagram @prabowo)
Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka. (Tangkapan layar instagram @prabowo)

Bloomberg Technoz, Jakarta - Keberadaan para pemilih berusia muda dalam ajang Pemilu dan Pilpres 2024 yang dominan di dalam Daftar Pemilih Tetap (DPT) mempengaruhi strategi tiga pasangan calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres) agar bisa menarik elektabilitas sesuai target.

Sedikitnya 113,62 juta orang dalam DPT yang dirilis oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) termasuk kategori pemilih muda. Terdiri atas 66,82 juta pemilih adalah Gen Y (milenial) yang rentang usianya kini antara 27-42 tahun, juga Gen Z yang juga sudah berhak memberikan suara sebanyak 46,8 juta pemilih. 

Dari tiga paslon capres dan cawapres yang kini sudah mulai rajin berkampanye, pasangan yang diusung oleh Koalisi Indonesia Maju yaitu Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming, dinilai oleh publik cenderung 'bermain' di model kampanye yang ringan bila tidak bisa disebut 'agak dangkal' menilik absennya paslon ini dalam beberapa ajang diskusi publik berkonsep adu pemikiran, yang hampir selalu dihadiri oleh paslon lain.

Gimik 'joget gemoy' dilansir masif di media sosial seperti TikTok dan ditengarai menjadi salah satu jurus menggaet minat pemilih muda, utamanya Gen Z.

Namun, benarkah Gen Z adalah tipikal generasi yang bisa dirangkul hanya dengan konten gimik yang cenderung dangkal dan nirsubstansi?