Logo Bloomberg Technoz

Baterai EV dari Garam Mulai Tenar, Ini Plus Minusnya dari Litium

Sultan Ibnu Affan
28 November 2023 14:00

Ilustrasi Baterai Litium-ion (Sumber: Kiyoshi Ota/Bloomberg)
Ilustrasi Baterai Litium-ion (Sumber: Kiyoshi Ota/Bloomberg)

Bloomberg Technoz, Jakarta – Belakangan ini, beberapa korporasi global mulai melirik sebuah teknologi berbasis sodium – senyawa garam – untuk penyimpanan energi dalam baterai kendaraan listrik atau electric vehicle (EV).

Penelitian dan pengembangan baterai berbasis sodium tersebut lantas digadang-gadang berpotensi menggeser popularitas litium, yang sampai sekarang masih menjadi bahan utama paling banyak dipakai untuk penyimpanan energi dalam baterai EV.

Terlebih, sodium cenderung lebih mudah ditemukan jika ingin digunakan sebagai bahan baku baterai listrik. Tidak hanya itu, baterai berbahan baku senyawa garam ini memiliki harga yang lebih ekonomis dibandingkan dengan baterai litium yang juga membutuhkan mineral logam lain seperti kobalt dan nikel.

Akan tetapi, sodium diklaim memiliki kepadatan sel (battery cell) – yang digunakan untuk menyimpan energi – jauh lebih rendah dibandingkan dengan litium.

Rata-rata sel sodium yang digunakan untuk baterai memiliki 5.000 siklus, atau masih cukup rendah dibandingkan dengan litium dengan sekitar 7.500 siklus untuk produk yang paling 'hemat biaya'.

Supplier komponen baterai (Sumber: Bloomberg)