Miliarder Bang Si-Hyuk, founder HYBE dan orang yang berada di balik hadirnya BTS, berekspansi ke luar Korea Selatan untuk melakukan diversifikasi di luar K-pop. K-pop sendiri mengalami perlambatan pertumbuhan di beberapa wilayah baru-baru ini.
BTS, grup paling sukses di perusahaan ini, sedang hiatus selama beberapa tahun saat para anggotanya menjalani wajib militer di Korea Selatan. BTS merencanakan reuni pada tahun 2025, dengan sebuah album dan proyek untuk merayakan ulang tahun ke-10 album mereka The Most Beautiful Moment in Life Pt.1, kata Bang pada acara Bloomberg Screentime bulan lalu.
Saham HYBE di Seoul turun lebih dari 3%, sementara indeks Kospi hampir tidak berubah.
HYBE mengakuisisi Ithaca Holdings milik Scooter Braun, perusahaan manajemen dan label rekaman, pada tahun 2021. HYBE juga membeli QC, label rekaman yang berbasis di Atlanta, pada awal tahun ini. Kedua perusahaan sama-sama bermarkas di Amerika Serikat (AS) pasar musik terbesar di dunia, dan berspesialisasi dalam musik berbahasa Inggris.
Penjualan musik berbasis rekaman naik 26% di Amerika Latin tahun lalu, menurut Federasi Internasional Industri Fonografi (International Federation of the Phonographic Industry). Penjualan musik Latin juga melonjak di AS, di mana artis-artis seperti Shakira, Karol G, dan Bad Bunny menduduki puncak tangga lagu.
“Dalam jangka panjang, HYBE bertujuan untuk mencangkokkan metodologi K-pop yang telah terbukti ke genre Latin.” jelas HYBE dalam sebuah pernyataan kepada Bloomberg.
“Hybe Amerika Latin akan meluncurkan berbagai bisnis dalam waktu dekat, termasuk proyek grup global Latin yang akan didasarkan pada sistem Training and Development K-pop.”
Lee memulai Exile Content pada tahun 2019 dan kemudian menjualnya ke Candle Media, yang dipimpin oleh dua mantan eksekutif Walt Disney Co. Exile juga didukung oleh Blackstone Inc. Lee akan terus memimpin bagian yang tersisa dari Exile Content yang dimiliki oleh Candle, termasuk bisnis film dan TV sebagai chief executive officer (CEO).
HYBE sebagai agensi musik juga tengah berupaya menggalang dana sekitar 500 miliar won (sekitar US$380 juta) untuk mendanai proyek akuisisi di AS dan memperluas bisnis di luar K-pop. HYBE tengah berbicara dengan investor guna mendapatkan modal tambahan, berdasarkan keterangan sumber yang mengetahui masalah tersebut.
HYBE dikabarkan juga membuka diri dengan kemitraan strategis dan keuangan. Nilai pendanaan bisa berubah, kata orang-orang tersebut seperti dilaporkan Bloomberg News Juni kemarin. Kesuksesan BTS membuat Bang ingin mengakuisisi label musik di luar negeri sebagai bagian dari diversifikasi bisnis. HYBE juga tidak ingin bergantung pada satu artis.
Bang punya misi menjadikan HYBE sebagai kekuatan musik dunia, dan menjadi agensi K-pop pertama yang dapat bersaing dengan pelaku industri barat untuk mendapatkan artis.
(bbn)