Logo Bloomberg Technoz

Minyak Stabil Tinggi, Ini Risiko Jika Harga Pertalite Tak Naik

Sultan Ibnu Affan
20 October 2023 20:50

Pemotor memadati SPBU Pertamina di Pangkal Pinang untuk mengisi BBM (Dimas Ardian/Bloomberg)
Pemotor memadati SPBU Pertamina di Pangkal Pinang untuk mengisi BBM (Dimas Ardian/Bloomberg)

Bloomberg Technoz, Jakarta – Kalangan ekonom memperingatkan risiko yang harus dihadapi pemerintah apabila tidak menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi, di tengah anomali harga minyak dunia yang masih terus menunjukkan tren penguatan.

Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede mengatakan naik turunnya harga BBM bersubsidi sangat bergantung kepada kebijakan pemerintah terkait dengan subsidi.

Hal ini tentunya berbeda dengan BBM nonsubsidi seperti Pertamax yang harganya menyesuaikan dengan pergerakan harga minyak dunia dan nilai tukar rupiah.  

“Dalam hal ini, apabila harga BBM bersubsidi tidak dinaikkan, maka dampaknya akan dirasakan di APBN, dengan potensi defisit anggaran yang dapat makin melebar,” ujarnya, Jumat (20/10/2023).

Josua menyebut deviasi pada APBN 2024 bisa cukup besar apabila harga minyak  dunia persisten di atas level US$90/barel dan nilai tukar rupiah membandel di atas level Rp15.500/US$.