Logo Bloomberg Technoz

EV Picu Peningkatan Perusahaan Ramah Lingkungan di Indonesia IPO

News
06 October 2023 17:10

Aktivitas pekerja dalam memproduksi feronokel di pabrikHarita Nickel di Pulau Obi Island, Maluku Utara. (Dok Dimas Ardian/Bloomberg)
Aktivitas pekerja dalam memproduksi feronokel di pabrikHarita Nickel di Pulau Obi Island, Maluku Utara. (Dok Dimas Ardian/Bloomberg)

Filipe Pacheco dan Fathiya Dahrul - Bloomberg News

Bloomberg, Indonesia memang bukan pusat perdagangan saham yang sibuk. Menurut IMF, tidak ada negara Asia Tenggara lain yang memiliki pasar saham yang lebih kecil dibandingkan dengan ukuran perekonomiannya.

Sehingga, agak mengejutkan ketika Indonesia muncul tahun ini sebagai salah satu pasar terkuat di dunia untuk penawaran saham perdana (initial public offerings/IPO). Dalam jangka waktu 20 minggu saja, perusahaan-perusahaan berhasil mengumpulkan US$2,4 miliar atau setara Rp37,5 triliun dari penjualan saham perdana. Jumlah tersebut hampir sama dengan jumlah gabungan Hong Kong dan Singapura. Hingga saat ini, Indonesia menempati peringkat ke-4 secara global, hanya tertinggal dari China, Amerika Serikat, dan Uni Emirat Arab.

Mengapa terjadi peningkatan tersebut? Hal ini merupakan bagian dari hiruk pikuk peralihan dari bahan bakar fosil ke energi ramah lingkungan. Indonesia adalah penambang nikel nomor satu di dunia, yang merupakan logam utama dalam produksi baterai yang diperlukan untuk menggerakkan kendaraan listrik, forklift, dan gergaji rumput. Indonesia juga memiliki cadangan kobalt, tembaga, emas, dan timah yang signifikan.

Akibatnya, Jakarta, ibu kota dan kota terbesar Indonesia, mendapatkan banyak minat dari investor asing yang jarang berkunjung ke sana sebelum tahun lalu. "Dulu sulit untuk mengajak seseorang dari London, Hong Kong, atau Singapura datang ke sini," kata Irwanti, kepala investasi Schroders Indonesia di Jakarta. "Sekarang beberapa dari mereka datang berkunjung tiga atau empat kali dalam setahun, mencari ide-ide bagus."