Logo Bloomberg Technoz

Special Research

Produksi Beras RI Turun, Harga Beras Bisa Terbang 17%

Ruisa Khoiriyah
27 September 2023 12:50

Pedagang beras melayani pembeli di kawasan Pejaten, Jakarta, Senin (11/9/2023). (Bloomberg Technoz/ Andrean Kristianto)
Pedagang beras melayani pembeli di kawasan Pejaten, Jakarta, Senin (11/9/2023). (Bloomberg Technoz/ Andrean Kristianto)

Bloomberg Technoz, Jakarta - Dampak kekeringan panjang buntut dari fenomena El Nino semakin mengancam keamanan pangan di Indonesia. Gagal panen akibat kemarau yang belum terlihat ujungnya menekan ketersediaan beras dengan perkiraan penurunan produksi beras di sisa tahun ini.

Penurunan produksi beras di sisa tahun di tengah tren konsumsi yang biasanya tinggi pada kuartal akhir, bisa memicu inflasi pangan yang semakin tinggi. Ekonom memperkirakan, kenaikan harga beras September ini bisa menembus 17% year-on-year, dan akan melampaui rekor kenaikan harga beras terparah pada 2015 silam.

Badan Pusat Statistik melontarkan prediksi, produksi beras di sisa tahun ini kemungkinan akan turun di mana penurunan terjadi di empat daerah penghasil utama beras yaitu Sulawesi Selatan, diperkirakan turun 21,7%, lalu Jawa Tengah yang diprediksi mencatat penurunan produksi beras hingga 17,4%.

Kemudian, Jawa Berat diproyeksikan akan mengalami penurunan produksi beras sebesar 11% disusul Lampung dengan proyeksi produksi beras tergerus 4,4%.

Dalam Rapat Koordinasi Pengendalian Inflasi Daerah yang digelar kemarin, seperti disiarkan dalam kanal Youtube Kementian Dalam Negeri, Plt Kepala BPS Amalia A. Widyasanti, memaparkan, harga beras sampai pekan ketiga September belum memperlihatkan tanda-tanda turun ataupun mendatar.