Logo Bloomberg Technoz

ESDM: Cadangan Nikel Cuma 15 Tahun, Industri Baterai Jangan Boros

Sultan Ibnu Affan
15 September 2023 17:40

Ekskavator bekerja di tambang nikel di Kabupaten Morowali, Sulawesi Tengah, Senin (10/7/2023). (Dimas Ardian/Bloomberg)
Ekskavator bekerja di tambang nikel di Kabupaten Morowali, Sulawesi Tengah, Senin (10/7/2023). (Dimas Ardian/Bloomberg)

Bloomberg Technoz, Jakarta – Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif mengingatkan agar pabrikan baterai kendaraan listrik di Indonesia tidak boros menggunakan cadangan nikel di dalam negeri, meski saat ini jumlahnya masih dalam batas aman.

Arifin mengatakan saat ini cadangan nikel di Indonesia mencapai 5,3 miliar ton, sedangkan potensi cadangannya menembus 17 miliar ton.

“Jadi kalau pemakaian produksi setahun, kan dibagi antara limonite dan saprolit. Kita rata-ratakan saja, kalau [cadangan] 5 miliar ton ini, kalau dengan kapasitas [pengolahan] yang sama, [masih cukup untuk] 15 tahun. Namun, kalau bisa kembangkan potensi yang ada, cadangan kita bisa lebih panjang,” ujarnya ditemui di kantor Kementerian ESDM, Jumat (15/9/2023).

Selama potensi nikel di dalam negeri belum tereksplorasi maksimal, Arifin mengingatkan agar penggunaan cadangan eksisting tidak dihambur-hamburkan agar tidak habis dalam 15 tahun ke depan.

“Nah, ke depan kan industri baja ini bisa ada industri recycle, bisa top up [cadangan nikel] sehingga makin panjang lah. Cuma kita jangan boros,” tegasnya.

Sumber pasok nikel dunia./dok. Bloomberg