Logo Bloomberg Technoz

Pertaruhan Besar Saham Barang Branded yang Jeblok Gara-Gara China

News
10 September 2023 22:20

Toko Louis Vuitton di Somerset Collection Mall, Troy, Michigan, AS. (Matthew Hatcher/Bloomberg)
Toko Louis Vuitton di Somerset Collection Mall, Troy, Michigan, AS. (Matthew Hatcher/Bloomberg)

Julien Ponthus and Michael Msika - Bloomberg News

Bloomberg, Permasalahan menumpuk di sektor terpanas di Eropa. Peringatan dari pimpinan pemilik Cartier, Richemont, bahwa inflasi yang tinggi mulai mempengaruhi permintaan di Eropa telah mendorong kejatuhan saham-saham perusahaan pengusung branded luxury, pekan lalu.

Pesan suram tersebut menambah serangkaian sinyal ekonomi yang mengkhawatirkan dari Tiongkok dan tanda-tanda tren yang lebih lemah di Amerika Serikat. 

Hal tersebut menguji kepercayaan investor terhadap sektor barang mahal dan menimbulkan pertanyaan tentang teori bahwa saham-saham merek mewah adalah respons terkuat di Eropa terhadap saham-saham teknologi yang sedang naik daun di Wall Street. Sekitar US$ 180 miliar telah terhapus sejak puncaknya baru-baru ini pada bulan Juli, sehingga keuntungan tahun ini masih berada di ujung tanduk. LVMH menyumbang sekitar 60% dari kemerosotan tersebut hingga membuatnya tergusur oleh emiten farmasi Novo Nordisk A/S dari posisi perusahaan terbesar di Eropa.

Pemulihan yang lamban di Tiongkok, yang merupakan sumber dari seperlima penjualan ritel barang mewah di Eropa, telah memberikan pukulan terbesar bagi sektor ini. Namun kegelisahan ini telah menyebar ke distrik perbelanjaan kelas atas di Paris, Madrid dan London. “Di Eropa, inflasi yang sedang berlangsung mulai berdampak pada permintaan lokal,” kata Rupert kepada pemegang saham Richemont pada pertemuan tahunan di Jenewa pada hari Rabu.

(Bloomberg)