Logo Bloomberg Technoz

Impor Litium Lebih Efisien untuk Pengembangan Industri Baterai RI

Sultan Ibnu Affan
05 September 2023 19:00

Penambang lithium bakal melesat pendapatannya seiring peningkatan permintaan bahan baku baterai untuk mobil listrik (Bloomberg)
Penambang lithium bakal melesat pendapatannya seiring peningkatan permintaan bahan baku baterai untuk mobil listrik (Bloomberg)

Bloomberg Technoz, Jakarta – Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) berpendapat pengembangan ekosistem industri kendaraan listrik di dalam negeri akan lebih efisien jika menggunakan skema multisource, termasuk dengan impor litium dari negara-negara produsen utama.

Staf Khusus Menteri ESDM Bidang Percepatan Pengembangan Industri Sektor ESDM Kementerian ESDM, Agus Tjahajana Wirakusumah, berpendapat masing-masing negara dapat berkolaborasi untuk mengembangkan industri EV berdasarkan keunggulan komparatifnya.

Dalam hal produksi baterai EV, misalnya, dia mengatakan Indonesia tidak memiliki litium. Dengan demikian, tidak masalah jika Indonesia mengimpornya dari negara basis produksi litium seperti Australia.

“Pemakaian litium di baterai itu di bawah 4%, kalau nikel itu sekitar 18%. Jadi, sebenarnya kita masih ada kelebihan, impor litium lebih sedikit,” jelasnya ditemui di gedung Kementerian ESDM, Selasa (5/9/2023).

Ilustrasi Baterai Litium-ion (Sumber: Kiyoshi Ota/Bloomberg)

Terkait dengan hal itu, Agus mengatakan Indonesia sudah memiliki kerja sama dengan Australia selaku produsen besar litium. Namun, tidak sekadar mengimpor litium, dia menilai sebaiknya Indonesia juga menarik investor Australia untuk membangun pengolahannya di negara ini.