Logo Bloomberg Technoz

Dedolarisasi, Banyak Negara Kurangi Pinjaman dalam Dolar AS

News
28 August 2023 15:35

Ilustrasi Obligasi. (Bloomberg Technoz/ Andrean Kristianto)
Ilustrasi Obligasi. (Bloomberg Technoz/ Andrean Kristianto)

Selcuk Gokoluk dan Colleen Goko - Bloomberg News

Bloomberg,  Pada KTT BRICS di Johannesburg pekan ini, salah satu topik utama dalam pertemuan tersebut adalah mengurangi ketergantungan terhadap dolar di negara-negara berkembang. Dalam penjualan obligasi, hal ini sudah mulai terjadi.

Penjualan obligasi dolar dari negara-negara berkembang turun ke level terendah sejak 2021 pada bulan Agustus, karena imbal hasil global melonjak ke level tertinggi dalam beberapa tahun. Dan obligasi di 15 negara berkembang diperdagangkan pada level yang tertekan (distress). 

Hanya sekitar US$1,4 miliar yang berhasil dikumpulkan dari utang negara berkembang bulan ini, dibandingkan dengan US$4,5 miliar pada Agustus 2022. Sementara penjualan rata-rata bulanan tahun ini sebesar US$15,4 miliar.

Dampak dari penurunan ini adalah instrumen pinjaman alternatif semakin menjadi hal umum di pasar-pasar negara berkembang dan terdepan, sehingga menarik lebih banyak investor yang mengejar prioritas seperti target lingkungan, sosial, dan tata kelola. Rendahnya suplai obligasi "plain-vanila" atau obligasi sederhana, cenderung mendukung harga obligasi yang sudah dimiliki oleh para investor.