Logo Bloomberg Technoz

Hati-Hati, Ini Bahaya Terbesar Paylater yang Kerap Diremehkan

Ruisa Khoiriyah
21 August 2023 14:58

Ilustrasi Paylater. (By przemekklos via Envato)
Ilustrasi Paylater. (By przemekklos via Envato)

Bloomberg Technoz, Jakarta - Kegandrungan anak muda Gen Z terhadap aplikasi pinjaman belanja Paylater melahirkan bahaya besar yang tidak disadari bisa mempersempit akses mereka terhadap fasilitas kredit yang lebih dibutuhkan di masa depan.

Kebiasaan berutang untuk membiayai belanja-belanja konsumtif, terutama di marketplace, bahkan untuk pengeluaran-pengeluaran kecil seperti pembelian pulsa atau internet, bila tidak disertai kedisiplinan dalam membayar tagihan, bisa menjerumuskan skor kredit seseorang dan membuat kelayakannya mendapatkan fasilitas pinjaman menjadi pertaruhan. 

"Masalah utang hari ini akan berdampak pada kredibilitas kita di mata pemberi utang [bank] di masa depan. Ada konsekuensi turunan dari [keputusan] berutang, mulai dari pengaruhnya terhadap skor kredit [BI Checking], risiko masuk daftar blacklist Bank Indonesia sampai urusan dengan pihak penagih utang atau debt collector," kata Perencana Keuangan Finansia Consulting Eko Endarto, Senin (21/8/2023).

Sebelum memutuskan berutang, selain harus mempertimbangkan kemampuan membayar kembali pinjaman tersebut, ada baiknya anak muda juga memastikan kedisiplinan dan komitmennya dalam menyelesaikan cicilan. Ini penting agar nama Anda tidak sampai tercantum dalam Sistem Layanan Informasi Keuangan (SLIK), dahulu dikenal dengan istilah "BI checking", sebagai pengutang bermasalah. 

Sebagaimana diketahui, Indonesia memiliki SLIK sebagai sistem informasi yang ditujukan untuk membantu pengawasan dan pelayanan informasi keuangan, termasuk penyediaan informasi debitur (iDeb).