Logo Bloomberg Technoz

PayLater Lebih Hits Dikalangan Gen Z karena Lebih Mudah

Krizia Putri Kinanti
21 August 2023 14:45

Ilustasi aplikasi the Afterpay, layanan PayLater di Sydney, Australia. (Dok: Bloomberg)
Ilustasi aplikasi the Afterpay, layanan PayLater di Sydney, Australia. (Dok: Bloomberg)

Bloomberg Technoz, Jakarta - Perencana Keuangan Andya Hardianti mengatakan banyaknya anak muda atau Gen Z yang terjebak dalam menggunakan layanan PayLater karena lebih memudahkan daripada menggunakan kartu kredit. 

“Beberapa faktor antara lain kemudahan akses melalui aplikasi, gaya hidup konsumtif, kurangnya pemahaman tentang perencanaan keuangan pribadi, keinginan untuk segara memiliki barang atau pengalaman serta tekanan sosial dan dorongan dari teman sebaya (FOMO) dalam pengambilan keputusan keuangan,” ujarnya kepada Bloomberg Technoz, Senin (21/8/2023).

Ia menambahkan bahwa adiksi terhadap PayLater ini juga diselimuti bahaya seperti akumulasi utang yang sulit untuk dilunasi. Jika tidak diatur dengan baik, biaya bunga dan denda keterlambatan dapat membuat jumlah utang semakin membengkak, mendorong perilaku konsumtif di mana seseorang cenderung membeli barang-barang yang sebenarnya tidak perlu, hanya karena kemudahan pembayaran nanti.

Selain itu juga menghambat keterampilan pengelolaan keuangan dengan menjadi ketergantungan pada pinjaman dan kredit dan akumulasi utang akibat penggunaan PayLater dapat menyebabkan stres, kecemasan, dan masalah kesehatan mental.

“Menggunakan PayLater berarti mengeluarkan uang yang sebenarnya belum kita miliki sehingga dapat merugikan perencanaan keuangan jangka Panjang,” katanya.