Logo Bloomberg Technoz

Faisal Basri: 90% Penghiliran RI Hanya Untungkan Industri China

Arif Subakti
08 August 2023 13:15

Ilustrasi pabrik feronikel (dok PT Aneka Tambang Persero)
Ilustrasi pabrik feronikel (dok PT Aneka Tambang Persero)

Bloomberg Technoz, Jakarta – Ekonom senior Faisal Basri menilai jorjoran program penghiliran yang dihelat Pemerintah Indonesia beberapa tahun terakhir, sejatinya lebih menguntungkan China alih-alih industri di dalam negeri.

Menurutnya, fokus kebijakan yang dibutuhkan Indonesia saat ini bukanlah penghiliran, tetapi industrialisasi. Terlebih, dia mencatat kontribusi sektor manufaktur terhadap pendapatan pajak terus menurun.

Pada 2017, kontribusi manufaktur terhadap rasio pajak di Indonesia mencapai 32%. Namun, realisasi tersebut merosot menjadi 27,4% pada tahun berjalan 2023. Untuk itu, Faisal pun menilai pemerintah salah mendiagnosis kebijakan yang seharusnya ditempuh untuk mengatasi masalah tersebut.

“Sayangnya [di Indonesia] tidak ada strategi industrialisasi, adanya kebijakan hilirisasi. Kalau industrialisasi itu memperkuat struktur perekonomian, struktur industri, dan meningkatkan nilai tambah di dalam negeri. Kalau hilirisasi, sekadar dari bijih nikel menjadi NPI atau feronikel, tetapi 90% diekspor ke China. Jadi penghililran di Indonesia nyata-nyata mendukung industrialisasi di China,” ujarnya dalam sebuah diskusi Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Selasa (8/8/2023).

Faisal Basri, Ekonom Senior INDEF (Dok. Tangkapan Layar Youtube)

Dia pun mengkritisi klaim pemerintah yang menyatakan ekspor besi dan baja meningkat kuat. Faktanya, besi baja memiliki kode HS 71, sedangkan ekspor yang diklaim menguat memiliki kode HS 7201 atau 7202.