Logo Bloomberg Technoz

Indonesia Hadapi Risiko Deindustrialisasi Prematur

Ruisa Khoiriyah
07 August 2023 10:50

Pengiriman minyak kelapa sawit di pabrik minyak goroeng kawasan Marunda, Jakarta. Fotografer Dimas Ardian/Bloomberg
Pengiriman minyak kelapa sawit di pabrik minyak goroeng kawasan Marunda, Jakarta. Fotografer Dimas Ardian/Bloomberg

Bloomberg Technoz, Jakarta - Laju pertumbuhan sektor manufaktur secara konsisten mencatat pertumbuhan di bawah tingkat pertumbuhan nasional dalam satu dasawarsa terakhir, melontarkan indikasi Indonesia menghadapi potensi deindustrialisasi prematur yang bisa mengancam pertumbuhan ekonomi ke depan.

Sektor manufaktur merupakan sektor terbesar di perekonomian dengan kontribusi terhadap Produk Domestik Bruto mencapai seperlima. Akan tetapi, sejak 2012 silam, pertumbuhan sektor itu terus berada di bawah tingkat pertumbuhan nasional.

"Hal itu mengindikasikan adanya potensi deindustrialisasi prematur," kata Teuku Riefky, Ekonom Makroekonomi dan Pasar Keuangan LPEM FEB UI dalam catatan yang dikutip Bloomberg Technoz, Senin (7/8/2023).

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik, pada 2011 silam, sektor manufaktur RI tercatat memberikan sumbangan pertumbuhan ekonomi hingga 23%. Akan tetapi, saat ini porsi sumbangannya cuma 21%.

Sementara, proporsi tenaga kerja di sektor manufaktur terhadap seluruh tenaga kerja relatif meningkat selama periode yang sama yakni dari 13% menjadi 14%.