Logo Bloomberg Technoz

George Soros: Cairnya Es Kutub Utara Jadi Ancaman Peradaban

News
17 February 2023 16:59

George Soros (Sumber: Bloomberg)
George Soros (Sumber: Bloomberg)

Frances Schwartzkopff dan Danielle Bochove - Bloomberg News

Bloomberg, Nama George Soros kembali menjadi sorotan media-media internasional. Kali ini investor miliarder itu menyampaikan kekhawatirannya akan masa depan umat manusia yang suram, kecuali ada tindakan radikal yang diambil untuk mengatasi perubahan iklim.

Dalam pidatonya menjelang Konferensi Keamanan Munich 2023, Soros mendukung gagasan penggunaan teknologi geo matahari eksperimental untuk melindungi mencairnya es di Kutub Utara, serta perombakan keuangan internasional untuk mengatasi tantangan yang akan dihadapi.

Menurut sambutannya pada Kamis (17/02/2023), mencairnya lapisan es menimbulkan ancaman bagi kelangsungan peradaban manusia. Upaya untuk mengendalikan kenaikan suhu saat ini telah gagal, dan perubahan iklim bumi semakin kritis, lanjutnya.

Aktivitas manusia telah berkontribusi dalam meningkatkan rata-rata suhu global sekitar 1,2 derajat Celcius sejak masa pra-industri. Tingkat emisi saat ini dapat menyebabkan suhu bumi meningkat kira-kira dua kali lipat dari batas 1,5 celcius yang ditetapkan dalam Perjanjian Paris 2015.

Soros mendukung pengembangan rekayasa geo matahari sebagai salah satu cara untuk melawan perubahan iklim. Konsep tersebut telah diajukan oleh para ilmuwan, salah satunya mantan Kepala Penasihat Ilmiah Pemerintah Inggris David King. Rekayasa geo matahari dinilai sebagai upaya terakhir untuk memerangi pemanasan global karena metodenya yang berhubungan dengan pengaturan jumlah sinar matahari yang masuk ke atmosfer bumi.

Dalam gagasan King, rekayasa tersebut akan menciptakan awan putih untuk menduplikasi reflektifitas permukaan es Kutub Utara yang dikenal sebagai ‘efek albedo’, kata Soros dalam presentasinya.

Soros juga mengatakan perlunya peninjauan kembali lembaga keuangan internasional, khususnya Bank Dunia untuk memastikan adanya sumber daya yang cukup untuk menangani perubahan iklim.

Perhatian itu muncul mengingat adanya rencana Presiden Bank Dunia David Malpass untuk mundur dari jabatannya pada 30 Juni mendatang. Pengunduran diri itu akan memberikan kesempatan bagi pemerintahan Biden untuk menunjuk calon pengganti yang dapat mengubah kebijakan pembiayaan iklim agar lebih berfokus untuk melawan pemanasan global.

Lebih lanjut, Soros mengatakan jika perubahan iklim tidak ditangani secara serius, maka biaya yang dibutuhkan untuk menstabilkan iklim akan semakin membengkak.

(bbn)

Artikel Terkait