Logo Bloomberg Technoz

LG Chem Putar Otak Amankan Bahan Baku Baterai Kendaraan Listrik

News
13 February 2023 14:40

Pabrik LG Chem Ltd. (Sumber: Bloomberg)
Pabrik LG Chem Ltd. (Sumber: Bloomberg)

Bloomberg Technoz, Jakarta - Perusahaan Korea Selatan, LG Chem Ltd. tengah fokus mengamankan bahan baku yang digunakan dalam baterai kendaraan listrik (EV). Selain itu, ia juga berencana untuk membangun rantai pasokan global mandiri termasuk melalui kemitraan potensial dan investasi di perusahaan pertambangan.

“Kami mempersiapkan diri untuk mengamankan pasokan bahan mentah, yang lebih penting daripada harga. Prioritas pertama dan utama kami adalah mengamankan bahan baku yang cukup untuk masa depan,” kata CEO LG Chem Shin Hak-cheol dalam sebuah wawancara dengan Bloomberg Television di Seoul. 

LG Chem membuat bahan aktif katoda yang merupakan bahan utama baterai EV. Perusahaan ini adalah induk dari LG Energy Solution, pembuat dan pemasok sel baterai terbesar kedua di dunia untuk pembuat mobil seperti Tesla Inc., General Motors Co., Ford Motor Co. dan Stellantis NV.

Menurut Shin Hak-cheol, perusahaannya melakukan banyak proyek untuk memastikan ia memiliki sumber pasokan yang stabil. “Sepertinya kami tidak akan berubah jadi perusahaan pertambangan. Namun jika ada proyek yang masuk akal, mungkin kami bisa berinvestasi.”

Tesla effect. (Sumber: Bloomberg)

Kerapuhan rantai pasokan industri EV telah diperburuk oleh gangguan global seperti pandemi Covid dan perang Rusia di Ukraina.  Situasi global tersebut berdampak pada kenaikan biaya bahan mentah termasuk logam seperti litium, nikel, kobalt, dan mangan, yang digunakan dalam baterai. Meski tahun ini harga lithium telah melemah 13%, materialnya masih diperdagangkan di level tertinggi setelah naik 87% tahun lalu dan hampir 430% pada tahun 2021.

Terkait UU Pengurangan Inflasi AS, yang bertujuan untuk mengurangi ketergantungan industri EV pada pasokan dari China, Shin Hak-cheol mengatakan industri membutuhkan lebih banyak kejelasan tentang kebijakan dan mengharapkan lebih banyak detail pada bulan Maret.

“Elemen dan komponen yang berbeda perlu klarifikasi. Kita sedang bicara soal teka-teki yang pelik” katanya, menegaskan kembali komentar yang dia buat dalam wawancara dengan Bloomberg News pada Desember lalu. 

Undang-undang terkait mewajibkan perusahaan untuk mendapatkan mineral baterai dari negara-negara yang memiliki perjanjian perdagangan bebas (FTA) dengan AS agar memenuhi syarat untuk mendapatkan kredit pajak sebesar US$ 7.500 (Rp114 juta) atas pembelian EV. Para produsen mobil telah menolak rencana tersebut dan meminta kelonggaran mengingat banyaknya waktu yang diperlukan untuk mengamankan bahan. Pasalnya, kebanyakan tambang berlokasi di pasar negara berkembang yang tidak memiliki FTA dengan AS.

“Pemerintah AS sekalipun mungkin sulit untuk menyenangkan semua pihak dalam rantai pasokan,” tambah Shin Hak-cheol.

“Kebijakan negara mana pun pasti akan berubah. LG Chem akan berada di sini selama 50 tahun, 100 tahun, dan ratusan tahun lagi. Jadi saya tidak akan mendasarkan strategi rantai pasokan perusahaan pada kebijakan satu negara yang sifatnya sementara."

IRA Investment Boost (Sumber: Bloomberg)

Menurut Shin Hak-cheol, LG Chem telah mengejar strategi rantai pasokan global jauh sebelum IRA. Strategi perusahaan ialah menjadi relatif mandiri di tiga wilayah besar di dunia, dan AS hanyalah salah satunya.

Bloomberg News melaporkan sebelumnya, GM dan LG Energy bulan lalu telah menunda rencana untuk membangun pabrik keempat di AS. Meski sampai saat ini, pembicaraan masih berlangsung dan belum ada keputusan akhir yang dibuat.

Shin Hak-cheol mengadakan konferensi pers bersama dengan Menteri Keuangan AS Janet Yellen selama kunjungannya ke Seoul pada bulan Juli untuk menekankan pentingnya “friendshoring” (memindahkan outsource manufaktur ke negara yang dipersepsi sebagai negara bersahabat) dalam hubungan perdagangan.

“Dia (Yellen) ingin belajar tentang industri baterai di Korea, implikasi dari logam, bagaimana ia dibuat, dan dari mana asalnya. Saya bertanya tentang ekonomi AS.” Jelas Shin Hak-cheol.

LG Chem juga sedang menghadapi persaingan dari produsen terkemuka yang memperluas kapasitasnya secara masif. Shin Hak-cheol mengatakan perusahaannya hendak mengurangi kandungan karbon dan beralih ke investasi bernilai tinggi pada bahan baku berkelanjutan seperti bahan yang dapat terurai secara hayati (biodegradable).

(bbn)