Logo Bloomberg Technoz

Dunia Disebut Mulai Masuki Akhir Era Bahan Bakar Fosil

News
14 April 2023 08:05

Ilustrasi emisi karbon (Sumber: Bloomberg)
Ilustrasi emisi karbon (Sumber: Bloomberg)

William Mathis - Bloomberg News

Bloomberg, Emisi karbon dioksida atau CO2 dunia terkait tenaga listrik kemungkinan telah mencapai puncaknya pada tahun 2022 dan akan mulai turun karena tenaga angin dan surya kian mengambil alih bahan bakar fosil. 

Laju pengurangan emisi CO2 yang berasal dari sektor listrik ini penting untuk membatasi global warming dan mencegah kerusakan akibat perubahan iklim.

Menurut para peneliti di wadah think-tank iklim Ember, emisi akan mulai sedikit menurun tahun ini, dan akan turun semakin besar setiap tahunnya seiring dengan pertumbuhan tenaga angin dan surya.

“Ini adalah awalan dari berakhirnya era bahan bakar fosil,” kata Malgorzata Wiatros-Motyka, analis di Ember.

Energi terbarukan kian menggeser bahan bakar fosil (Sumber: Bloomberg)

Meskipun terjadi lonjakan pembangunan pembangkit tenaga angin dan surya, teknologi tersebut sejauh ini belum bisa menghentikan permintaan untuk bahan bakar fosil.

Tahun lalu, energi terbarukan telah membantu memenuhi sebagian besar kebutuhan daya tambahan, menurut Badan Energi Internasional. Namun, itu tidak menghentikan tenaga batu bara mencapai rekor tertinggi pada tahun 2022, meskipun sudah ada komitmen global untuk menghentikan penggunaan bahan bakar secara bertahap.

Krisis energi yang terjadi tahun lalu telah membantu mendorong keamanan energi sebagai salah satu agenda politik teratas dan membantu meningkatkan pemanfaatan sumber listrik terbarukan lokal di beberapa negara.

Tahun ini, Ember memperkirakan bahwa tenaga angin dan surya bakal cukup berkembang sehingga total produksi listrik dari bahan bakar fosil akan sedikit menurun dan terus menurun hingga setidaknya tahun 2026.

Energi terbarukan mungkin akan mendapat dorongan tambahan pada tahun 2023 dari lesunya ekonomi global yang berisiko membebani permintaan listrik, serta pemulihan pada tenaga nuklir dan air yang terhambat oleh kekeringan dan masalah pemeliharaan tahun lalu.

Setiap penurunan penggunaan energi berbasis bahan bakar fosil merupakan hal positif untuk perjuangan mencegah perubahan iklim, dan angka-angka tersebut menunjukkan seberapa jauh langkah yang harus ditempuh guna mencapai tujuan dari Paris Agreement untuk membatasi pemanasan global hingga 1,5 derajat celcius.

Bahkan di saat bahan bakar fosil diperkirakan turun di tahun-tahun mendatang, analisis Ember mengungkap bahwa fosil masih akan menghasilkan listrik 3% lebih banyak di tahun 2026 dibandingkan satu dekade sebelumnya, atau tahun pertama kesepakatan itu ditandatangani.

(bbn)