Logo Bloomberg Technoz

Jerman, Italia Menentang Rencana Eropa Setop Produksi Mobil BBM

News
01 March 2023 09:50

Produksi mobil VW (Sumber: Bloomberg)
Produksi mobil VW (Sumber: Bloomberg)

Chiara Albanese dan Josefine Fokuhl - Bloomberg News

Bloomberg, Jerman dan Italia menentang rencana Uni Eropa untuk mulai menghentikan secara bertahap produksi mobil berbahan bakar bensin (BBM) yang menjadi agenda hijau blok tersebut.

Rencana tersebut, yang mengharuskan pembuat mobil mencapai target nol emisi pada tahun 2035, untuk sementara telah disetujui oleh negara-negara anggota tahun lalu.

Menteri Transportasi Jerman Volker Wissing mengatakan pemerintah berupaya untuk mengizinkan kendaraan berbahan bakar BBM untuk tetap bisa mendapatkan lisensi setelah 2035.

“Komisi UE lebih memilih untuk hanya mengizinkan kendaraan bertenaga baterai. Kami melihatnya dengan sudut pandang berbeda,” kata Wissing dalam sebuah video di Twitter.

“Selain teknologi baterai, kami menginginkan bahan bakar hidrogen dan terutama bahan bakar elektronik untuk menjadikan iklim yang netral di mesin pembakaran,” kata Wissing.

Italia juga menyuarakan penentangannya. “Target dekarbonisasi perlu dicapai dengan kebijakan yang berkelanjutan secara ekonomi dan adil secara sosial,” kata kementerian lingkungan Italia dalam sebuah pernyataan.

Baik Polandia dan Hongaria mengatakan mereka menentang langkah Eropa itu. Komisi Eropa kini tengah mencari solusi untuk menghindari risiko pemblokiran kesepakatan, menurut seorang pejabat yang meminta untuk tidak disebutkan namanya.

Pendekatan Bersama

Italia dan Jerman telah melakukan pembicaraan untuk mengoordinasikan posisi mereka dalam masalah ini, kata pejabat lainnya yang enggan disebut namanya.

Awal bulan ini, Parlemen Eropa menandatangani kesepakatan yang dicapai dengan negara-negara anggota. Perjanjian tersebut mengharuskan mereka mengurangi polusi hingga 55% pada dekade ini, dan membentuk pilar utama dari tujuan keseluruhan blok tersebut untuk mencapai netralitas iklim pada tahun 2050.

Kesepakatan tentang mobil memiliki konsekuensi global. Sebagai blok perdagangan terbesar di dunia, Uni Eropa memiliki reputasi untuk menetapkan standar secara global dan merupakan rumah bagi banyak pabrikan mobil terbesar seperti Volkswagen AG dan Mercedes-Benz Group.

Volkswagen AG, pembuat mobil terbesar di Eropa, menolak mengomentari penentangan pemerintah Jerman. Ia mengatakan bahwa tujuan Uni Eropa untuk tidak memproduksi kendaraan berbahan bakar bensin mulai tahun 2035 itu "ambisius tetapi dapat dicapai".

"Kami menerima keputusan Uni Eropa dan siap mewujudkannya," kata juru bicara Volkswagen. “E-fuel dapat memainkan peran dalam pertempuran melawan perubahan iklim untuk mobil.”

Juru bicara Stellantis NV menolak berkomentar. Sementara, Chief Executive Officer perusahaan, Carlos Tavares telah vokal tentang perlunya pemerintah untuk berpikir lebih keras tentang kebijakan EV yang berisiko menimbulkan keresahan sosial karena kendaraan listrik mahal.

Kurangnya mobil yang terjangkau juga kemungkinan akan membuka pintu bagi EV China untuk masuk dengan harga lebih rendah. Hal ini menurutnya akan ancaman lebih lanjut bagi industri.

Suara Pelaku Usaha

Federasi industri Jerman (Bundesverband der Deutschen Industrie/BDI) yang mewakili produsen beberapa sektor mulai dari mobil hingga tekstil menyambut inisiatif menteri transportasi tersebut dan menolak "pengakhiran de facto untuk mesin pembakaran".

Peralihan ke kendaraan listrik sudah menimbulkan biaya sosial di Italia. Stellantis mengumumkan 2.000 PHK di Italia pada Senin, atau sekitar 4,3% dari 47.000 pekerjanya di negara tempat Fiat didirikan pada tahun 1899 itu.

Produsen mobil tersebut telah memangkas lebih dari 7.000 pekerja di negara tersebut dalam tiga tahun terakhir, menurut serikat pekerja Fiom.

Ford Motor Co. akan memberhentikan sekitar 11% tenaga kerjanya di Eropa di tengah upaya pemangkasan biaya oleh produsen mobil AS itu menyusul peralihan sektor otomotif ke kendaraan listrik. Dari total 3.800 pekerjaan yang tersisa, pekerja di Jerman dan Inggris akan paling terpukul dengan sekitar 2.300 dan 1.300 karyawan akan diberhentikan masing-masing selama tiga tahun ke depan, kata Ford awal bulan ini.

--Dengan asistensi Kamil Kowalcze, Michael Nienaber, Monica Raymunt, Kevin Whitelaw, Albertina Torsoli, Tommaso Ebhardt, dan Nicholas Comfort.

(bbn)