
Bloomberg Technoz, Jakarta - Kinerja Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) Indonesia hingga akhir Maret 2025 menunjukkan performa yang solid. Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyatakan bahwa hingga triwulan I, pendapatan negara mencapai Rp516,1 triliun atau 17,2 persen dari target APBN tahun ini, sementara belanja negara terealisasi sebesar Rp620,3 triliun atau 17,1 persen dari pagu anggaran.
Pendapatan negara mengalami lonjakan signifikan hanya dalam waktu satu bulan. Penerimaan perpajakan naik dari Rp240,4 triliun pada Februari menjadi Rp400,1 triliun di akhir Maret 2025. Penerimaan pajak sendiri meningkat dari Rp187,8 triliun menjadi Rp322,6 triliun, sementara kepabeanan dan cukai naik dari Rp52,6 triliun menjadi Rp77,5 triliun. Penerimaan negara bukan pajak (PNBP) juga melonjak dari Rp76,4 triliun menjadi Rp115,9 triliun.
Surplus keseimbangan primer tercatat sebesar Rp17,5 triliun, mengindikasikan pengelolaan fiskal yang sehat meskipun dalam tekanan ketidakpastian ekonomi global.
Menanggapi capaian tersebut, Ekonom Kepala Global Juwai IQI, Shan Saeed, menilai bahwa strategi ekonomi pemerintah Indonesia menunjukkan hasil yang positif.

“Kenaikan basis pendapatan secara jelas menunjukkan bahwa PDB tengah tumbuh dan ekonomi mulai mendapatkan momentumnya. Strategi ekonomi pemerintah mulai membuahkan hasil bagi perekonomian,” ujar Shan Saeed.
Ia menambahkan bahwa realisasi belanja negara yang terstruktur mencerminkan komitmen kuat pemerintah untuk menjaga prospek pertumbuhan ekonomi secara pragmatis dan bertanggung jawab.
“Kami di IQI Global percaya bahwa pemerintah Indonesia bertekad untuk mencapai proyeksi pertumbuhan di atas 5% dan mampu menghasilkan capaian ekonomi yang bermanfaat bagi masyarakat secara makro,” pungkas Shan.
Optimisme terhadap perekonomian Indonesia juga disampaikan Shan karena menurutnya, negara ini terus berada dalam radar investor global di tengah dinamika ekonomi dunia.