Anand Krishnamoorthy - Bloomberg News

Bloomberg, Bursa saham global berada di jalur yang tepat untuk mencatatkan kenaikan tahunan terbesar dalam enam tahun terakhir. Performa ini didorong oleh kebijakan pemangkasan suku bunga Bank Sentral AS atau Federal Reserve (The Fed) serta gelombang antusiasme investor terhadap perusahaan berbasis kecerdasan buatan (AI).

Indeks MSCI All Country World—salah satu tolok ukur terluas pasar ekuitas—telah menguat 21% sepanjang tahun ini, dengan hanya menyisakan satu hari perdagangan di tahun 2025. Bursa saham Asia juga bersiap mencatatkan pertumbuhan tahunan ketiga berturut-turut, sekaligus menjadi performa terbaik sejak 2017. Sejumlah pasar di kawasan ini, termasuk Jepang dan Korea Selatan, telah lebih dulu menutup perdagangan tahun ini.

Sepanjang 2025, pasar ekuitas melonjak ke level tertinggi sepanjang masa berkat optimisme terhadap pertumbuhan ekonomi, laba korporasi, dan kebijakan moneter yang lebih longgar. Tren positif ini membantu pasar bangkit dari keterpurukan pada bulan April lalu yang dipicu oleh pengumuman tarif dari Presiden AS Donald Trump. Namun, memasuki tahun 2026, investor mulai menghadapi tantangan berupa valuasi saham yang sudah tinggi serta meningkatnya perpecahan di antara pembuat kebijakan mengenai ruang pelonggaran moneter lebih lanjut.

"Tema besarnya adalah indeks saham global kehilangan momentum menjelang akhir tahun," tulis Kathleen Brooks, Direktur Riset di XTB, dalam catatannya. "Ada banyak alasan untuk hal ini, termasuk imbal hasil yang sudah cukup baik sepanjang 2025, serta sikap investor yang menunda keputusan besar hingga masa libur Natal berakhir."