“Yang saya maksud tadi, agar masing-masing menyiapkan dirinya. Bank harus siap dengan aturan begitu juga UMKM. Kita berikan segala kemudahan, tapi kemudahan yang melindungi kedua belah pihak. Nggak mungkin UMKM yang konsepnya kira-kira putarannya [modal] untuk Rp60 juta kita kasih Rp1 juta,” pungkasnya.
Helvi juga menyebut realisasi penyaluran kredit usaha rakyat (KUR) UMKM tahun 2025 baru mencapai 93% dari target. Katanya, Kementerian UMKM akan berusaha meningkatkan angka realisasi penyaluran tersebut ke angka 95% meski tidak ke 100%.
“KUR itu sendiri baru meningkat, kita usahakan ke 95%. Sekarang baru 93%. Saya rasa itu adalah pencapaian yang sangat bagus , kenapa saya katakan demikian, kita lihat saja pertumbuhan UMKM itu berapa, yang naik kelasnya berapa, kemudian sektor produksinya juga tercapai,” katanya.
Pada kesempatan sebelumnya, Menteri Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) Maman Abdurrahman mencatat penyaluran KUR hingga November 2025, sudah mencapai 83% atau sekitar Rp238 triliun, dari target sebesar Rp286 triliun.
Artinya, di sisa waktu kurang dari 2 bulan ini, kementerian UMKM masih harus menyalurkan Rp48 triliun atau sekitar 17% dari target yang dipatok oleh kementerian tersebut di awal tahun.
Maman menjelaskan, dari target tersebut, KUR telah disalurkan pada 2,25 juta debitur baru atau sekitar 96%, dari target sebanyak 2,34 juta debitur. Kemudian, untuk debitur graduasi naik melampaui target sebanyak 112% atau sekitar 1,3 juta debitur, dari target 1,2 juta debitur.
(ain)



























