Logo Bloomberg Technoz

Sejumlah saham LQ45 yang menempati jajaran top gainers:

- Vale Indonesia (INCO) menguat 11,2% Rp4.360/saham
- Alamtri Resources Indonesia (ADRO) menguat 4,68% Rp1.900/saham
- United Tractors (UNTR) menguat 3,31% Rp28.975/saham
- Aneka Tambang (ANTM) menguat 2,98% Rp3.110/saham
- Sarana Menara Nusantara (TOWR) menguat 2,71% Rp570/saham

Penutupan Saham BMRI pada Kamis 18 Desember 2025 (Sumber: Bloomberg)

- Bank Mandiri (BMRI) menguat 2,49% ke Rp5.150/saham
- Bank Tabungan Negara (BBTN) menguat 2,16% ke Rp1.185/saham
- Bank Central Asia (BBCA) menguat 1,87% ke Rp8.175/saham
- Bank Rakyat Indonesia (BBRI) menguat 0,81% ke Rp3.780/saham
- Bank Negara Indonesia (BBNI) menguat 0,23% ke Rp4.380/saham

Saham perbankan melesat:

- Super Bank Indonesia (SUPA) menguat 24,6% Rp985/saham
- Bank J Trust Indonesia (BCIC) menguat 6,58% Rp162/saham
- Bank Bumi Arta (BNBA) menguat 4,72% Rp665/saham
- Bank Multiarta Sentosa (MASB) menguat 3,49% Rp3.260/saham
- Bank Permata (BNLI) menguat 2,23% Rp4.590/saham

BI Rate Ditahan di Level 4,75%

Seperti diketahui, BI mengumumkan hasil RDG periode Desember. Hasilnya sesuai ekspektasi pasar, Gubernur Perry Warjiyo dan kolega mempertahankan suku bunga acuan.

“Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia pada 16-17 Desember 2025 memutuskan untuk menahan BI Rate sebesar 4,75%, suku bunga deposit facility 3,75% dan suku bunga lending facility 5,5%,” kata Perry Warjiyo, Gubernur BI, dalam jumpa pers usai RDG.

Keputusan tersebut konsisten dengan upaya menjaga stabilitas nilai tukar rupiah, di tengah masih tingginya ketidakpastian ekonomi global. Selain itu, dengan tetap memperkuat efektivitas transmisi pelonggaran kebijakan moneter dan makroprudensial yang telah ditempuh selama ini.

Analis Samuel Sekuritas memaparkan, Keputusan Bank Indonesia untuk mempertahankan BI Rate di level 4,75% pada Desember 2025 untuk rapat ketiga berturut-turut mencerminkan kehati-hatian dalam mengelola stabilitas rupiah, yang krusial bagi pertumbuhan ekonomi.

“Langkah ini sekaligus menegaskan pentingnya stabilitas nilai tukar serta dukungan terhadap arus modal,” mengutip riset Samuel.

BI Rate (Bloomberg)

Bagi pasar, keputusan menahan suku bunga ini memperkuat narasi “stabilitas sebagai prioritas utama”. Terlebih lagi bagi rupiah, sikap kebijakan ini bersifat suportif, didukung oleh cadangan devisa yang memadai, sehingga membantu menahan risiko depresiasi di tengah volatilitas global. 

“Pasar saham berpotensi memperoleh manfaat secara selektif dari meningkatnya kepercayaan, mengingat stabilitas rupiah dapat membantu menekan biaya bahan baku impor dan menopang aktivitas manufaktur,” tegas Samuel dalam risetnya.

(fad)

No more pages