Logo Bloomberg Technoz

"Untuk menggambarkan peningkatan Indonesia sebagai pusat DDoS, hanya dalam lima tahun (sejak kuartal ketiga 2021), persentase permintaan serangan HTTP DDoS yang berasal dari Indonesia telah meningkat secara mengejutkan sebesar 31.900%," ungkap Cloudfare. 

Berikut 10 negara dengan sumber serangan DDoS terbesar pada kuartal III-2025, beserta perubahan peringkatnya secara kuartalan:

1. Indonesia (sama)
2. Thailand (+8)
3. Bangladesh (+14)
4. Ekuador (+3)
5. Rusia (+1)
6. Vietnam (+2)
7. India (+32)
8. Hong Kong (-5)
9. Singapura (-7)
10. Ukraina (-5)

Masih dalam laporan yang sama, Cloudfare mengeklaim sejauh ini pada 2025 sudah memitigasi 36,2 juta serangan DDoS atau setara dengan 170% dari jumlah serangan siber tersebut yang ditanganinya sepanjang 2024. Pada kuartal ketiga tahun ini, mereka secara otomatis mendeteksi dan memitigasi 8,3 juta serangan DDoS, yang mengalami peningkatan 15% secara kuartalan (quarter over quarter/qoq) dan kenaikan 40% secara tahunan (year on year/yoy). 

Pada kuartal III-2025, Cloudfare mencatat serangan DDoS lapisan jaringan mendominasi, angkanya mencapai 71% atau sekitar 5,9 juta serangan, naik 87% qoq dan 95% yoy. Namun, serangan HTTP DDoS hanya mencakup 29% dari serangan DDoS pada kuartal ketiga tahun ini atau 2,4 juta serangan, menurun sebesar 41% secara kuartalan dan 17% secara tahunan.

"Meskipun sebagian besar serangan DDoS relatif kecil pada kuartal ketiga, jumlah serangan DDoS yang melebihi 100 juta paket per detik (Mpps) meningkat sebesar 189% secara kuartalan. Demikian pula, serangan yang melebihi 1 Tbps (terabit per detik) meningkat sebesar 227% secara kuartalan. Pada lapisan HTTP, 4 dari setiap 100 serangan melebihi 1 juta permintaan per detik," kata Cloudfare. 

(ain)

No more pages