Tahun lalu, Spotify memperkenalkan versi yang lebih sederhana dari fitur ini, bernama “AI playlist”, yang juga mengubah prompt teks menjadi playlist. Fitur baru akan memiliki akses ke web dan mempertimbangkan selera pelanggan serta riwayat mendengarkan mereka. Fitur ini juga dapat diperbarui secara berkala dan menjelaskan mengapa lagu-lagu tertentu dipilih.
Selama bertahun-tahun, Spotify telah mengklaim kemampuannya untuk mempersonalisasi rekomendasi layanan kepada pendengarnya. Perusahaan memposisikan rilisnya kali ini sebagai cara bagi pengguna untuk mengontrol algoritma secara langsung. Perusahaan juga menyarankan bahwa perubahan ini akan menguntungkan para seniman karena akan membantu terus menampilkan musik mereka kepada penggemar mereka.
Perusahaan lain, seperti Netflix Inc. dan Meta Platforms Inc., juga sedang bereksperimen dengan rekomendasi yang lebih disesuaikan berdasarkan selera spesifik konsumen, sebagian sebagai respons terhadap frustrasi pengguna yang tidak yakin mengapa mereka disajikan konten tertentu.
Pada Rabu, Instagram milik Meta mengumumkan fitur yang memungkinkan pengguna untuk mengetahui lebih lanjut mengapa video tertentu direkomendasikan di feed mereka dan melakukan penyesuaian.
Sementara itu, startup musik AI seperti Suno akan segera memungkinkan pengguna untuk meremix lagu-lagu artis, memberikan kontrol lebih besar kepada pendengar atas bagaimana musik terdengar di berbagai situasi — misalnya, lagu dengan kecepatan lebih cepat mungkin lebih cocok jika seseorang sedang berolahraga.
(bbn)






























