Logo Bloomberg Technoz

Bloomberg News mengabarkan, sejumlah negara Asia kembali mengedepankan batu bara sebagai sumber energi pendorong pertumbuhan ekonomi. Di Indonesia, Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Cirebon-1 sedianya dipensiunkan dini. Namun rencana tersebut batal.

“Jadi salah satunya ada pertimbangan teknis, karena Cirebon itu salah satunya yang umurnya masih panjang, dan teknologinya juga sudah critical, super critical, dan relatif itu lebih baik,” kata Menko Perekonomian Airlangga Hartarto dalam konferensi pers di kantor Kemenko Perekonomian, pekan lalu.

India pun tengah mempertimbangkan untuk memperpanjang umur PLTU hingga setidaknya 20147, dari rencana awal pensiun pada 2035. 

Kemudian di China, produksi batu bara terus digenjot seiring tingginya permintaan terutama di sektor kimia.

Sumber: Bloomberg

“Ini bermuara kepada ketersediaan dan biaya. Walau kapasitas pembangkit tenaga angin dan matahari meningkat, tetapi belum cukup untuk memenuhi permintaan. Hasilnya, permintaan energi fosil masih tinggi,” jelas Jom Madan, Analis Wood Mackenzie Ltd.

Analisis Teknikal

Lantas bagaimana ‘ramalan’ harga batu bara untuk hari ini, Rabu (10/12/2025)? Apakah bisa bangkit atau malah kian terjepit?

Secara teknikal dengan perspektif harian (daily time frame), batu bara masih bertahan di zona bullish. Tercermin dari Relative Strength Index (RSI) yang sebesar 57. RSI di atas 50 mengindikasikan suatu aset sedang dalam posisi bullish.

Adapun indikator Stochastic RSI ada di 63. Menghuni area beli (long) yang lumayan kuat.

Untuk perdagangan hari ini, harga batu bara sepertinya masih berisiko turun. Target support terdekat adalah US$ 109/ton yang merupakan Moving Average (MA) 5.

Jika tertembus, maka harga bisa longsor ke rentang US$ 107-105/ton.

Namun jika justru naik, maka harga batu bara akan mengetes resisten US$ 112/ton. Penembusan di titik ini berpotensi mengangkat harga ke kisaran US$ 114-118/ton.

(aji)

No more pages