IP Creator Galeo Anak Segara, Andara, menyampaikan apresiasinya kepada pemerintah yang memberikan dukungan pengembangan kreator melalui pelatihan hingga pendampingan bisnis. “Menurut saya peran Kementerian Ekraf sangat besar sekali dalam membantu kami-kami pencipta IP ini dalam mengembangkan IP kami bukan cuma dari sisi kreatif tapi juga dari sisi bisnisnya,” terang Andara. “Respons terhadap karya kami dari macam-macam negara itu sangat positif sekali. Bahkan ada IP-IP yang didekati oleh berbagai studio untuk ditindaklanjuti menjadi karya bersama," katanya.
Sementara itu, Gilang, IP Creator KOMARONG, menilai peluang di ATF 2025 sangat besar. “Di sini kita mendapatkan kesempatan untuk bertemu dengan pemain-pemain global di industri entertainment, media, dan animasi. Dan itu sangat luar biasa,” tandas Gilang. “Kita juga mendapatkan beberapa prospek-prospek yang akan kita lanjutkan diskusinya ke depannya dengan beberapa calon buyer atau investor.”
Pada ATF 2025, Kementerian Ekraf membawa tiga IP film dan tiga IP animasi hasil kurasi program AKTIF. Selain KOMARONG dan Galeo Anak Segara, terdapat animasi KWARTET (Watujiwo Series) karya Dieky Suprayogi, serta IP film Bong (Of Womb and Tomb) karya Destian Rendra, Pelabuhan Berkabut (Fish, Please!) karya Haris Yuliyanto, dan Komik Jagoan (Face It Like a Man) karya Dwitya Yoga Dharmawangsa.
Selama acara, booth Indonesia mendapat perhatian besar dari pengunjung, buyer, dan distributor internasional. CEO Metra TV, Iin Kusumastiwi, mengatakan potensi IP Indonesia sangat kuat. “Karya-karya yang lahir dari Program AKTIF memiliki kualitas yang sangat kompetitif di level internasional. Kami yakin karya-karya ini bukan hanya mampu bersaing, tetapi juga berpotensi menjadi warna baru di kancah internasional,” ungkapnya.
Untuk memperkuat promosi, Kementerian Ekraf juga menggelar Indonesia Film & Animation Networking Dialogue di Suntec City, yang mencakup networking dinner hingga strategic presentation. GM Creative and Global Business Link Group, Aileen Yapto, menilai kekayaan budaya Indonesia menjadi modal besar.
“Indonesia itu seperti alamnya yang kaya juga punya kekayaan budaya, sejarah, dan dinamika sosial yang luar biasa beragam, dan ini adalah ‘tambang IP’ yang belum sepenuhnya digali,” pungkas Aileen.
Acara ini dihadiri oleh perwakilan Kementerian Ekraf, KBRI Singapura, serta lebih dari 20 perusahaan strategis, termasuk Netflix Asia Pacific, Disney SEA, IMDA Singapura, Xhantus Animation Studio, Betterhalf Films, RTV, Vidio, Metra TV, dan lainnya.
Indonesia pun menegaskan posisinya sebagai negara dengan potensi besar dalam industri film dan animasi, terus melangkah menuju panggung global melalui karya kreatif berkualitas tinggi.
(tim)
































