Menurut dia, harga batu bara pada 2026 juga diperkirakan tidak berbeda jauh dari tahun berjalan akibat kondisi pasar global yang masih kelebihan pasokan.
“Harga di tahun ini dibanding tahun 2026 relatif tidak akan bergerak jauh karena dari sisi permintaan dan produksi itu masih dalam keadaan surplus kira-kira 10 juta ton menurut dua pemain batu bara besar di dunia,” ujarnya.
Dengan kondisi tersebut, pendapatan diperkirakan kurang lebih sama di tahun 2026–2025, kecuali jika memang China meningkatkan kembali impor batu baranya.
Transformasi perseroan dari tambang termal menuju mineral kembali ditegaskan oleh Direktur Andrew C. Beckham. Ia menyampaikan bahwa perusahaan sedang mempercepat reposisi bisnis.
“Kami sedang menjalankan transformasi jauh dari tambang termal sementara kami menjalankan operasi tambang termal. Fokusnya adalah mineral-mineral dan proses pengelompokan,” ujarnya.
Andrew menegaskan bahwa perseroan menargetkan pengumuman akuisisi baru dalam waktu dekat. “Kami akan mengumumkan akuisisi lanjut selama 6 hingga 12 bulan di sektor mineral dan mungkin di area lain,” katanya.
Ia menyebut bahwa BUMI menargetkan komposisi pendapatan “50-50 terhadap mineral-mineral tanpa termal dan aset termal” pada 2031 melalui konsolidasi IPTA.
Direktur Aryo Supin menjelaskan arah ekspansi ke mineral non-emas dengan fokus pada komoditas yang dinilai strategis. “Bumi akan masuk ke mineral tembaga, copper. Itu bisa dilihat dari akuisisi tambang Wolfram di Queensland, Australia, di mana produknya adalah copper and gold, yang hasilnya nanti adalah copper konsentrat,” ujarnya.
Selain tembaga, perseroan juga tengah memperkuat posisi di bauksit dan aluminium. “Bumi telah memulai proses akuisisi untuk PT Laman Mining di Kalimantan Barat, yang akan diharapkan ke depannya akan melakukan proses juga menjadi produk alumina,” ujarnya.
Terkait kepemilikan pada aset mineral, Aryo menegaskan bahwa perseroan mengikuti ketentuan dalam perjanjian transaksi. “Untuk tambang JML di Queensland, maksimum saham yang akan diakuisisi adalah hampir 65%. Belum ada rencana lebih lanjut,” tutur dia.
Ia menambahkan, fokus manajemen adalah memastikan operasi proyek berjalan. Untuk Laman Mining, akuisisi dilakukan bertahap hingga 45%, dan perseroan saat ini fokus pada penyelesaian tahap pertama transaksi.
(dhf)


































