Pada kesempatan yang sama, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menegaskan total transaksi pembayaran via kartu kredit kalah telak dibandingkan QRIS.
"Optimalisasi QRIS sudah digunakan 58 juta konsumen dengan melibatkan 40 juta merchant, sementara kartu kredit hanya 18 juta," jelas Airlangga dalam pertemuan tahunan Bank Indonesia 2025, Jumat (28/11/2025).
Ia menambahkan bahwa optimalisasi nilai tukar terus berjalan optimal dengan nilai Rp20,19 miliar serta melibatkan enam negara sebagai mitra diantaranya; Jepang, Korea selatan, Uni Emirat Arab (UEA), Malaysia, Thailand, China. Implementasi QRIS juga tengah diuji coba di China dan di Saudi.
Sebagai catatan saja, BI melaporkan total nilai transaksi Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) tanpa pindai atau QRIS Tap telah mencapai Rp13,8 miliar hingga saat ini, dengan total frekuensi sebanyak 252 ribu transaksi.
Deputi Gubernur BI Filianingsih Hendarta mengatakan, total tersebut berasal dari jumlah merchant yang juga saat ini tercatat mencapai sebanyak 1,1 juta sejak peluncuran yang dilakukan pada Maret lalu.
"Sejak diimplementasikan pada Maret 2025, transaksi QRIS Tap sudah sekitar 252 ribu frekuensi dengan nilai nominal mencapai Rp13,8 miliar," ujar Filianingsih dalam konferensi pers usai rapat RDG BI secara daring, Rabu (19/11/2025).
Dia mengatakan jumlah pengguna tersebut juga telah menyasar kepada 14 wilayah Provinsi di seluruh Indonesia, mulai dari Jakarta, Yogyakarta, Jawa Tengah, Jawa Timur, Kalimantan Barat, dan Kalimantan Selatan.
Ada juga Sumatera Selatan, Riau, Banten, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengah, hingga Bali. "“Kami akan terus meningkatkan (implementasi QRIS Tap). Animo masyarakat itu cukup besar menggunakan QRIS Tap. Perluasan di sektor transportasi, kita akan onboarding seluruh gate,” kata dia.
(ain)


































