Melansir data Bloomberg, imbal hasil (yield) surat utang bertenor 2 tahun naik 9,4 bps menjadi 4,949%, 10 tahun naik 4,2 bps menjadi 6,233%, dan hasil 30 tahun tetap di posisi 6,746%.
|
Tenor |
Imbal Hasil (%) |
Perubahan 1 Hari (bps) |
Perubahan 1 Bulan (bps) |
|
1 Tahun |
tidak ada |
-1,2 |
+17,4 |
|
2 Tahun |
4.949 |
+9.4 |
+15,2 |
|
3 Tahun |
tidak ada |
-0,1 |
+15,1 |
|
4 Tahun |
5.461 |
+12,6 |
+30,2 |
|
5 Tahun |
5.673 |
+7.3 |
+28,4 |
|
6 Tahun |
tidak ada |
tidak ada |
tidak ada |
|
8 Tahun |
6.166 |
+5.4 |
+20,2 |
|
9 Tahun |
6,.91 |
+2.8 |
+19,2 |
|
10 Tahun |
6.233 |
+4.2 |
+25,8 |
|
11 Tahun |
6.301 |
-0,8 |
+14,4 |
|
12 Tahun |
6.254 |
+0,2 |
+8,3 |
|
13 Tahun |
6.355 |
+0,8 |
+6.3 |
|
15 Tahun |
tidak ada |
tidak ada |
+10,8 |
|
16 Tahun |
6.531 |
-1,5 |
+9.8 |
|
18 Tahun |
6.559 |
-0,8 |
+10.2 |
|
20 Tahun |
tidak ada |
tidak ada |
+7.3 |
|
30 Tahun |
6.746 |
0.0 |
+3.2 |
Di tengah pertimbangan pasar, Fitch Ratings mengingatkan risiko gejolak politik di negara-negara Asia Pasifik, termasuk Indonesia. Lembaga pemeringkat tersebut menekankan dampak kerusuhan sosial terhadap kepercayaan ekonomi jangka pendek biasanya negatif, lantaran ketidakstabilan yang terjadi cenderung merusak kepercayaan konsumen dan bisnis.
“Dampak tersebut mungkin tidak terlalu besar jika stabilitas pulih dengan cepat dan kepercayaan dipulihkan, tetapi ketegangan politik yang berkepanjangan dapat menjadi penghambat yang signifikan bagi kinerja ekonomi,” tegas Thomas Rookmaaker, Kepala APAC Sovereigns, dalam laporan tersebut.
Sementara menurut Moody's Ratings, pertumbuhan ekonomi global secara umum di tahun depan tidak jauh lebih baik dari tahun ini. Negara Asia Pasifik diprediksi tumbuh lebih lambat daripada sebelum pandemi.
Di sisi lain, kebijakan moneter global pada 2025-2026 diprediksi tetap longgar. Namun kenaikan imbal hasil jangka panjang terdorong oleh kesulitan fiskal.
“Negara berkembang yang menerbitkan utang dalam bentuk non-dolar akan mampu mengurangi risiko valuta asing, meski dalam beberapa kasus biaya utang secara umum tetap lebih tinggi,” tulis Moody’s Ratings dalam laporan Sovereigns Global 2026 Outlook.
Namun prospek ini dapat berubah asalkan pemangku kebijakan lebih banyak mengeluarkan kepastian kebijakan yang dapat mendorong investasi dan pertumbuhan ekonomi. Begitu juga dengan pemberian rendahnya suku bunga jangka pendek dan jangka panjang dapat memberi keringanan fiskal.
(dsp/aji)





























