Logo Bloomberg Technoz

WIKA Blak-blakan Proyek Whoosh Bebani Keuangan Rp11,12 T

Artha Adventy
26 November 2025 16:55

Presiden Prabowo Subianto menggunakan Whoosh dalam kunjungan kerja ke Jawa Barat (Dok. BPMI Setpres)
Presiden Prabowo Subianto menggunakan Whoosh dalam kunjungan kerja ke Jawa Barat (Dok. BPMI Setpres)

Bloomberg Technoz, Jakarta - Emiten BUMN Karya PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) mengungkapkan bahwa proyek Kereta Cepat Jakarta–Bandung (KCJB) atau Whoosh memberikan tekanan besar terhadap kinerja keuangan perseroan. Beban tersebut berasal dari dua sisi yakni investasi dan konstruksi, dengan total nilai mencapai sekitar Rp11,12 triliun.

Senior Manager Corporate Relation WIKA, William, menjelaskan bahwa perseroan terlibat dalam proyek Whoosh melalui dua peran sekaligus, yakni sebagai investor dan kontraktor. Di sisi investasi, WIKA menanamkan modal sebesar Rp6,1 triliun melalui kepemilikan sekitar 32% pada PT Pilar Sinergi BUMN Indonesia (PSBI), konsorsium empat BUMN pemegang saham PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC).

Per kuartal III-2025, investasi tersebut menyumbang rugi bersih Rp1,01 triliun yang dicatat sebagai bagian rugi dari entitas ventura bersama. Angka ini membengkak dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang tercatat Rp669,64 miliar.


Selain dari sisi investasi, WIKA juga menanggung beban konstruksi. Perseroan merupakan satu-satunya kontraktor lokal dalam High Speed Railway Contractor Consortium (HSRCC) bersama enam kontraktor asal Tiongkok, dengan porsi pekerjaan sekitar 25%, meliputi pondasi, timbunan, dan galian.

Berdasarkan laporan keuangan konsolidasian per 30 September 2025, konsorsium WIKA–CRIC–CRDC–CREC–CRSC mencatat piutang dalam penyelesaian kontrak (PDPK) atas proyek KCJB senilai Rp5,02 triliun. Angka tersebut merupakan klaim cost overrun yang ditagihkan kepada KCIC sebagai pihak berelasi.

Pemicu Cost Overrun