Rencana terbaru ini disusun melalui pembicaraan antara utusan Presiden Donald Trump, Steve Witkoff, dan utusan Putin, Kirill Dmitriev, menurut sumber yang mengetahui prosesnya. Proposal ini mengikuti upaya Witkoff sebelumnya yang membuat Ukraina berhati-hati dan langsung memicu penolakan dari negara-negara Eropa.
Axios menerbitkan teks lengkap rencana tersebut pada Kamis (20/11). Gedung Putih belum memberikan komentar.
Meski pejabat Gedung Putih mengatakan rencana ini mendapat dukungan Trump, seorang sumber yang mengetahui pembahasan internal — yang meminta identitasnya dirahasiakan — mengatakan bahwa perbincangan masih berlangsung dinamis. Delegasi pejabat militer AS, dipimpin Sekretaris Angkatan Darat Dan Driscoll, berada di Kyiv pekan ini untuk membahas berbagai opsi, termasuk meningkatkan dukungan militer.
Menteri Luar Negeri Marco Rubio, yang bersikap lebih keras terhadap Rusia dibanding Witkoff, mengatakan para negosiator akan “terus mengembangkan daftar ide potensial untuk mengakhiri perang berdasarkan masukan dari kedua pihak konflik.”
Namun skala konsesi dalam proposal ini — baik kepada Moskow maupun AS — sangat besar dan memerlukan persetujuan dari negara-negara lain yang tak terlibat dalam perundingan terbaru. Ukraina bukan hanya harus berjanji untuk tidak bergabung dengan NATO — tetapi juga harus memasukkan janji tersebut ke dalam konstitusinya. Rusia juga akan kembali masuk dalam Kelompok Delapan (G8), sebuah langkah simbolis yang mengakhiri isolasi internasionalnya dan kemungkinan ditolak oleh anggota lain.
Proposal ini juga memberikan keuntungan finansial bagi AS. Sekitar US$100 miliar aset Rusia yang dibekukan akan digunakan untuk upaya rekonstruksi yang dipimpin AS, dengan AS menerima 50% dari keuntungan tersebut. Aset beku yang tidak terpakai akan dimasukkan ke dalam dana investasi AS–Rusia.
Belum jelas seberapa jauh Zelenskiy dapat menolak rencana ini, atau apakah AS akan menggunakan suplai senjata dan intelijen sebagai alat tekanan agar Kyiv menerima proposal tersebut. Tim keamanan nasional Trump telah berdialog dengan pejabat Rusia maupun Ukraina, dan presiden mendukung rencana saat ini, kata Sekretaris Pers Gedung Putih Karoline Leavitt pada Kamis.
“Saya tidak akan membahas rinciannya karena prosesnya masih berjalan dan bisa berubah, tetapi Presiden mendukung rencana ini,” ujarnya. “Ini rencana yang baik bagi Rusia dan Ukraina, dan kami percaya seharusnya dapat diterima kedua pihak.”
Respons dari sekutu Ukraina berlangsung cepat — dan negatif. Perdana Menteri Inggris Keir Starmer mengatakan setiap proposal kesepakatan damai dengan Rusia harus mendapat persetujuan Ukraina.
“Masa depan Ukraina harus ditentukan oleh Ukraina, dan kita tidak boleh melupakan prinsip tersebut dalam mencapai perdamaian yang adil dan langgeng yang kita semua inginkan,” ujarnya. Pernyataan Starmer sejalan dengan komentar diplomat tertinggi Uni Eropa, Kaja Kallas, yang menegaskan bahwa upaya membawa perdamaian ke Ukraina harus melibatkan Kyiv.
Meski dokumen tersebut memberikan banyak hal yang diinginkan Rusia, beberapa batasan ikut diberlakukan. Rusia diharuskan tidak menyerang negara lain dan menetapkan komitmen non-agresi terhadap Eropa dalam hukum nasionalnya.
(bbn)































