Logo Bloomberg Technoz

Jepang kini menghadapi pukulan besar pada saat yang sensitif bagi ekonominya setelah pernyataan Perdana Menteri Sanae Takaichi yang mengaitkan penggunaan kekuatan militer dalam konflik Taiwan dengan potensi pengerahan pasukan Jepang. Retaliasi dari Beijing, yang juga telah menangguhkan impor makanan laut dari Jepang, kini mengancam sektor pariwisatanya yang sangat penting secara ekonomi, yang menjadikan China sebagai sumber wisatawan terbesar.

“Kami melihat guncangan yang sangat tajam terhadap permintaan perjalanan ke Jepang dari China,” kata Bhatt, seraya mencatat bahwa dampak dari perselisihan saat ini mungkin berbeda dari masa-masa ketegangan diplomatik sebelumnya.

“Peringatan terbaru yang secara eksplisit tidak menganjurkan perjalanan ke Jepang merupakan sikap yang jauh lebih tegas dibandingkan yang kita lihat dalam beberapa tahun terakhir.”

Meskipun banyak pembatalan, beberapa pelancong memilih mengubah rencana liburan mereka. Singapura dan Korea Selatan melihat peningkatan pemesanan baru hingga 15% dalam beberapa hari terakhir, sementara Thailand, Malaysia, dan Vietnam menuju pertumbuhan hingga 11% dari minggu ke minggu, menurut Bhatt.

Breakdown of tourists that have visited Japan this year. (Sumber: Japan National Tourism Organization, 2025 data)

Operator tur sudah mulai menindaklanjuti imbauan untuk menjauh. China Trading Desk memperkirakan tur rombongan dan paket perjalanan menyumbang hingga setengah dari volume perjalanan yang hilang, sementara perjalanan wisata individu mencapai hingga 22%. Sebagian besar maskapai China, serta Cathay Pacific Airways Ltd., membebaskan biaya pembatalan untuk tiket ke Jepang, sehingga mempercepat gelombang pembatalan.

Setidaknya dua agen perjalanan milik negara China telah membatalkan pemesanan rombongan yang dibuat berbulan-bulan sebelumnya, dalam langkah yang bertujuan melindungi mereka dari potensi kerugian di tengah ketidakpastian kebijakan dan perubahan sentimen, menurut laporan Bloomberg News yang mengutip sumber yang mengetahui persoalan tersebut.

Maskapai China juga mulai membatalkan penerbangan ke Jepang, menurut data dari layanan penjadwalan penerbangan AeroRoutes. Juneyao Air mengurangi 24% dari 114 penerbangan mingguannya ke Jepang, sementara China Eastern Airlines Corp. untuk sementara membatalkan enam dari 14 penerbangan mingguan antara Beijing dan Osaka.

Media Jepang melaporkan sejumlah kasus hotel yang sudah mulai merasakan dampaknya. Gamagori Hotel di prefektur Aichi, tempat hingga 60% tamunya memesan melalui agen perjalanan China, mengalami lonjakan pembatalan untuk November dan Desember, menurut laporan FNN News Network pada Kamis. Pihak hotel mengatakan 28 rombongan tur, berjumlah sekitar 1.000 orang, telah membatalkan untuk bulan November saja.

Sapporo Stream Hotel, yang biasanya menerima sekitar 3.000 tamu Tiongkok setiap bulan, telah mengalami sekitar 40 pembatalan reservasi kamar, mengakibatkan kerugian sekitar ¥800.000 ($5.080), menurut laporan Hokkaido Broadcasting Co. pada Kamis.

Sebelum adanya peringatan perjalanan, pemesanan China–Jepang hingga akhir tahun naik hingga 25% dibandingkan periode yang sama tahun lalu, kata Bhatt. Dengan adanya pembatalan, kini angkanya berada di bawah laju tahun lalu. Beberapa destinasi wisata paling populer di Jepang menanggung dampak terbesar, dengan rute dari Shanghai, Beijing, dan Guangzhou menuju Tokyo dan Osaka menjadi mayoritas dari rencana perjalanan yang dibatalkan, ujar Bhatt.

Rekor Pariwisata

Sektor pariwisata Jepang mencatat pertumbuhan rekor sebagian karena wisatawan China yang berbondong-bondong datang ke negara tersebut. Mereka menyumbang sekitar satu dari empat pengunjung setiap tahun dan bertanggung jawab atas sekitar 27% dari total konsumsi wisatawan mancanegara pada Juli hingga September, dengan rata-rata pengeluaran sekitar ¥240.000 selama masa tinggal mereka, menurut data pariwisata pemerintah.

Melemahnya yen memberi dorongan khusus terhadap permintaan belanja kelas atas. Pengeluaran barang mewah oleh warga China di luar negeri tahun lalu berada pada sekitar 120% dari level sebelum pandemi di Asia-Pasifik, terutama di Jepang, menurut firma konsultan Bain & Co. Gelombang pembatalan perjalanan saat ini dapat menyebabkan pembelian barang mewah turun hingga $600 juta tahun ini, menurut China Trading Desk.

Dengan tidak adanya tanda-tanda meredanya ketegangan, risiko perselisihan diplomatik yang berlarut hingga tahun baru akan menjadi pukulan yang sangat berat.

Jika wisatawan asal China daratan terus menjauh hingga 2026, total kerugian kumulatif bisa mencapai hingga $9 miliar, kata Bhatt.

Meski begitu, sejauh ini pembatalan perjalanan sebagian besar terbatas pada minggu-minggu terakhir tahun ini dan pemesanan untuk Januari tetap stabil.

“Itu menunjukkan bahwa banyak pelancong masih berharap situasinya akan membaik pada saat itu,” kata Bhatt.

(bbn)

No more pages