Menurut sumber-sumber yang mengetahui masalah ini, Beijing juga menangguhkan proses persetujuan film-film baru Jepang dan enam judul yang sudah disetujui dan dijadwalkan dirilis.
Coercion is a hard habit to break for Beijing. But just as the United States stood by Japan during China’s last unwarranted ban on Japanese seafood, we will be there for our ally again this time. https://t.co/GY44OQAztx
— ジョージ・グラス駐日米国大使 (@USAmbJapan) November 20, 2025
Takaichi mengatakan bahwa jika militer digunakan dalam konflik Taiwan, termasuk pengerahan kapal perang, hal ini bisa dianggap sebagai "situasi yang mengancam kelangsungan hidup" bagi Jepang. Klasifikasi ini penting karena akan memberi Jepang dasar hukum untuk mengerahkan militernya guna membantu membela negara-negara sekutu.
Pertanyaannya memicu kemarahan Xue Jian, konsul jenderal China di Kota Osaka, yang menulis di X bahwa sikap Jepang yang menganggap skenario Taiwan sebagai ancaman bagi kelangsungan hidupnya sendiri merupakan jalan buntu yang dipilih "politikus bodoh."
"Jika kau terus-menerus menjulurkan leher kotormu ke tempat yang tidak seharusnya, ia akan langsung dipenggal. Siap untuk itu?" tulis Xue dalam unggahan terpisah, menurut Japan Forward, cabang berbahasa Inggris dari Sankei Shimbun. Unggahan tersebut kemudian dihapus.
Glass menanggapi hal itu dengan unggahan di X yang secara sinis menyamakan ancaman tersebut dengan kartu Natal awal untuk mendukung hubungan AS-Jepang.
Looks like Christmas has come early. Thank you, @AmbWuJianghao and @xuejianosaka, for helping further strengthen the deep bond between the United States and Japan. ???? pic.twitter.com/LEqCx0Pqyh
— ジョージ・グラス駐日米国大使 (@USAmbJapan) November 15, 2025
(bbn)


























