Sementara itu, Hamas mengatakan serangan tersebut menargetkan lapangan olahraga.
Hamas relatif jarang menjadi target Israel di Lebanon. Selama beberapa bulan terakhir, IDF lebih sering menyerang fasilitas dan personel Hizbullah, proksi Iran lainnya.
Konflik ini dimulai ketika Hamas menyerang wilayah Israel pada Oktober 2023, menewaskan 1.200 orang dan menculik 250 orang. Serangan balasan Israel menewaskan lebih dari 69.000 orang di Gaza.
Hizbullah kemudian turun tangan untuk mendukung sekutunya, Hamas, memicu perang dengan Israel yang diikuti oleh gencatan senjata yang didukung AS dan Prancis akhir tahun lalu. Israel mengatakan serangan pascagencatan senjata di Lebanon bertujuan untuk mencegah milisi Lebanon itu menyusun kekuatan kembali setelah kehilangan sebagian besar kekuatan militernya selama perang.
Serangan Israel yang berulang di Lebanon baru-baru ini memicu kekhawatiran gencatan senjata bisa runtuh. Hal ini akan mengancam gencatan senjata yang sudah goyah di Gaza—yang merupakan bagian dari rencana Presiden AS Donald Trump untuk mengakhiri perang di kantong pesisir tersebut.
Mengulangi sikap pemerintah, Presiden Lebanon Joseph Aoun mengatakan awal bulan ini bahwa Israel harus menghentikan "serangan terus-menerus" agar tentara Lebanon dapat mengerahkan pasukan di selatan dan melucuti Hizbullah sesuai rencana. Namun, kelompok itu menolak menyerahkan senjatanya, yang menjadi hambatan utama bagi rencana yang didukung AS.
(bbn)
