Kim juga membuka peluang pertemuan lanjutan dengan Trump, tetapi dia bersikeras agar Washington dan Seoul mencabut tuntutan denuklirisasi sebagai prasyarat.
Menteri Pertahanan AS Pete Hegseth mengunjungi Zona Demiliterisasi yang memisahkan Semenanjung Korea awal bulan ini. Bagian dari lawatannya ke Asia itu bertujuan mempererat hubungan keamanan regional untuk melawan China dan menegaskan komitmen Washington terhadap Seoul.
Belum jelas apakah Korut akan menerima tawaran tersebut.
Badan Intelijen Korsel sebelumnya mengatakan Pyongyang tampaknya sedang mempersiapkan kemungkinan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) dengan AS. Pasalnya, Korut mengumpulkan informasi intelijen tentang para pejabat AS yang terlibat dalam diplomasinya.
Namun, Pyongyang sejauh ini menolak segala upaya pemerintah Presiden Korsel Lee Jae Myung untuk memperbaiki hubungan, menyebutnya sebagai "mimpi bodoh."
"Seiring berlanjutnya pelanggaran oleh pasukan Korut dan respons kami, ketegangan di dalam DMZ meningkat, menimbulkan kekhawatiran bahwa situasi ini berpotensi memicu bentrokan militer antara Korsel dan Korut," bunyi pernyataan tersebut.
Perbatasan sebenarnya, yang dikenal sebagai MDL, terletak di dalam Zona Demiliterisasi (DMZ) selebar 4 kilometer yang membagi semenanjung. Meski DMZ mudah dikenali lewat deretan pagar kawat berduri, MDL lebih sulit diidentifikasi karena sebagian besar ditandai dengan rambu setinggi dada yang sering kali berjarak jauh satu sama lain.
Kedua Korea telah menempatkan ratusan ribu pasukan dan sebagian besar persenjataan mereka di dekat perbatasan. Insiden perbatasan yang berulang meningkatkan risiko eskalasi insiden kecil dengan cepat, dan mungkin melibatkan sekitar 28.500 personel militer AS yang ditempatkan di Korsel.
(bbn)

































