Logo Bloomberg Technoz

Hingga kini, belum ada klarifikasi dari manajemen terkait perbedaan tampilan fisik bangunan dengan fungsi kantor operasional yang tertera di dokumen resmi bursa.

Isu Akuisisi Vanguard, Naik Ratusan Persen, hingga Jatuh ke Gocap

Saham DADA sempat menjadi sorotan setelah beredar rumor bahwa perusahaan akan diakuisisi oleh Vanguard. Isu itu mendorong lonjakan harga yang agresif dan memicu arus masuk investor ritel dalam jumlah besar. Pada saat yang sama, investor institusi disebut sudah keluar, membuat komposisi pemegang saham kini hampir sepenuhnya dikuasai ritel.

Rumor yang paling menyita perhatian adalah isu bahwa investor global sekelas The Vanguard Group dari Amerika Serikat (AS) tertarik menanamkan modal di DADA. Spekulasi yang ramai beredar di berbagai media online itu, meski tanpa dasar yang jelas, telah memicu euforia berlebihan. Bahkan, beredar proyeksi bahwa harga saham DADA bisa melambung hingga Rp230.000/saham apabila aksi akuisisi berskala besar tersebut benar-benar terjadi.

Saat ini, saham DADA berada di level Rp50 per saham dengan kapitalisasi pasar sekitar Rp371,58 miliar. Padahal, secara year-to-date (ytd), saham ini sempat mencatat lonjakan fantastis. Di awal tahun, harga DADA tak lebih dari Rp10 per saham namun dalam waktu singkat meroket hingga menembus Rp240 per saham, setara kenaikan sekitar 525% ytd sebelum kembali jatuh ke level gocap.

Lonjakan harga itu juga diikuti ledakan jumlah investor. Per 31 Oktober 2025, jumlah pemegang saham DADA bertambah 50.121 investor, sehingga total pemegang saham membengkak menjadi 71.159 investor.

Komposisinya kini didominasi masyarakat sebesar 69,93%, sementara pengendali PT Karya Permata Inovasi Indonesia menggenggam 29,6% dan Komisaris Tjandra Tjokrodiponto memegang sekitar 0,47%.

(dhf)

No more pages