Logo Bloomberg Technoz

Airlangga menjelaskan hingga saat ini masih belum terdapat kontrak jual–beli migas yang diteken Indonesia dengan AS. Akan tetapi, dia tetap menargetkan realisasi pembelian sejumlah komoditas migas tersebut dilakukan pada sisa tahun ini.

“Nanti kita akan bahas sesudah perjanjian itu ditandatangani. Ditargetkan seperti itu [realisasi tahun ini],” kata Airlangga kepada awak media, di CEO Insight 2025, Selasa (4/11/2025).

Tetap Singapura 

Di sisi lain, Kementerian ESDM membeberkan, impor komoditas migas belakangan masih berasal dari Singapura, yang sebelumnya diharapkan dapat dialihkan ke AS akhir tahun ini.

Direktur Jenderal Migas Kementerian ESDM Laode Sulaeman menegaskan hingga kini belum terdapat tindak lanjut atas kesepakatan yang diteken RI-AS dalam negosiasi tarif tersebut.

“Belum, belum. Jadi kalau semua yang berhubungan dengan kesepakatan tarif itu sekarang masih on process,” kata Laode kepada awak media di Kementerian ESDM, Jumat (7/11/2025).

Untuk diketahui, impor migas Indonesia sepanjang 2024 mencapai US$36,27 miliar. Postur impor itu berasal dari pembelian minyak mentah sekitar US$10 miliar dan hasil migas sebesar US$25,92 miliar, menurut data Badan Pusat Statistik (BPS).

Adapun, impor LPG Indonesia sepanjang 2024 mencapai 6,89 juta ton dengan nilai mencapai US$3,78 miliar. Porsi impor LPG dari Amerika Serikat mencapai 3,94 juta ton, dengan nilai impor US$2,03 miliar.

Selain AS, Indonesia mengimpor LPG dari Uni Emirat Arab (UEA), Qatar, Arab Saudi hingga Algeria.

Di sisi lain, kuota impor minyak mentah Indonesia dari AS terbilang kecil dibandingkan dengan realisasi impor sepanjang 2024. Indonesia mengimpor minyak mentah dari AS sekitar US$430,9 juta pada periode tersebut.

Sebagian besar impor minyak mentah Indonesia berasal dari  Arab Saudi, Angola, Nigeria hingga Autralia. Sementara itu, impor BBM kebanyakan berasal dari kilang di Singapura.

(azr/naw)

No more pages