Logo Bloomberg Technoz

Pendapatan Usaha Mulai Tumbuh 5,7% YoY Pada 3Q 2025

Walaupun pendapatan usaha secara total turun 36,1% YoY akibat melemahnya segmen penjualan batubara, pada kuartal ketiga 2025 pendapatan perusahaan menunjukkan pertumbuhan sebesar 5,7% dibandingkan dibandingkan periode tahun sebelumnya. Pendapatan ini berasal dari segmen penjualan dan jasa pengangkutan batubara, masing-masing berkontribusi sebesar 53,5% dan 46,5%.

Segmen jasa pengangkutan batubara menopang peningkatan margin laba perusahaan. Hingga September 2025, RMKE mencatat laba kotor sebesar Rp237,6 miliar, yang sebagian besar berasal dari segmen jasa (81,2%). Laba bersih mencapai Rp138,2 miliar dengan margin laba bersih meningkat dari 10,1% menjadi 12,3%, berkat efisiensi dan kontribusi dari segmen jasa.

Pengelolaan Utang dan Stabilitas Keuangan; DER 0,3 Kali

Pada kuartal ketiga 2025, RMKE menerbitkan obligasi sebesar Rp400 miliar untuk modal kerja guna menjamin pasokan batubara. Dengan dampak aksi korporasi ini, total liabilitas meningkat sebesar 26,3% menjadi Rp811,4 miliar, namun rasio utang terhadap ekuitas (DER) tetap stabil di level 0,3 kali. Pertumbuhan ekuitas mencapai 7,1% dan peningkatan total aset sebesar 12,4% terutama didukung oleh peningkatan persediaan batubara untuk mengantisipasi musim dingin akhir tahun.

Jennifer Angeline Djamin, Direktur PT RMK Energy Tbk, menyampaikan bahwa tren keuangan positif di kuartal ketiga menunjukkan keberhasilan perusahaan dalam mengoptimalisasi operasi dan diversifikasi pendapatan, meskipun pasar batubara menghadapi tantangan. “Kami tetap fokus pada pengembangan operasi dan menjaga rasio keuangan yang kuat, serta meningkatkan pendapatan jasa dan efisiensi operasional,” ungkap Jennifer.

Vincent Saputra, Direktur Utama PT RMK Energy Tbk, juga menyampaikan bahwa Perusahaan telah mengoptimalkan investasi fasilitas yang terintegrasi dari tambang hingga pelabuhan dan berencana mengembangkan konektivitas jalur hauling road dengan tambang-tambang potensial lainnya di Sumatera Selatan. “Kolaborasi dengan berbagai pihak akan menjadi kunci dalam pengembangan jaringan ini, sekaligus memanfaatkan potensi lahan secara optimal,” jelas Vincent.

“Melalui kolaborasi strategis, RMKE berkomitmen mendukung pengembangan infrastruktur yang berkelanjutan dan meningkatkan daya saing industri pertambangan di wilayah Sumatera Selatan, sekaligus berkontribusi terhadap program Pemerintah dalam hal ketahanan energi dengan biaya yang kompetitif di tengah tekanan penurunan harga batubara dan kondisi ekonomi yang belum stabil,” tutup Vincent.

(tim)

No more pages