Selain itu, aktivitas sektor jasa AS pada Oktober tumbuh dengan laju tercepat dalam delapan bulan terakhir berkat peningkatan pesanan baru, menurut data dari Institute for Supply Management (ISM).
“Perlu diingat bahwa mandat utama The Fed adalah menjaga stabilitas harga dan memaksimalkan lapangan kerja, bukan menjaga pertumbuhan PDB yang stabil,” kata Bill Adams, kepala ekonom di Comerica Bank. “Jika ekonomi tumbuh cukup baik tetapi tidak menciptakan cukup banyak lapangan kerja, The Fed tetap mendapat tekanan untuk memangkas suku bunga.”
Sementara itu, Mahkamah Agung AS tampak skeptis terhadap kebijakan tarif global Trump. Beberapa hakim utama menilai Trump telah melampaui kewenangannya dalam menerapkan kebijakan ekonomi andalannya tersebut. Dalam sidang yang berlangsung lebih dari dua setengah jam, tiga anggota mayoritas konservatif mempertanyakan penggunaan undang-undang darurat untuk memungut puluhan miliar dolar AS dalam bentuk tarif setiap bulannya.
Sejumlah saham konsumer seperti Carter’s Inc, Macy’s Inc, dan Kohl’s Corp menguat selama sidang berlangsung. Putusan yang berseberangan dengan Trump dapat membuka jalan bagi pengembalian dana lebih dari US$100 miliar dan mengurangi beban besar bagi importir AS yang selama ini menanggung tarif tersebut.
Analis Bloomberg Intelligence, Holly Froum, memperkirakan peluang 60% bahwa kebijakan tarif Trump akan dibatalkan, dengan keputusan final diperkirakan keluar pada pertengahan hingga akhir Desember.
Sementara itu, laporan kinerja perusahaan teknologi masih menjadi sorotan. Investor tetap berhati-hati terhadap valuasi tinggi sejumlah emiten teknologi besar. Saham Advanced Micro Devices Inc (AMD) berhasil pulih dari pelemahan sebelumnya setelah hasil kinerja yang lebih baik dari perkiraan, meskipun proyeksinya mengecewakan. Sebaliknya, saham Super Micro Computer Inc anjlok setelah laporan keuangan yang dirilis Selasa sore.
“Meski sektor teknologi tidak tampak berada di ambang gelembung, bukan berarti sektor ini bebas risiko,” ujar Kathleen Brooks, direktur riset di XTB.
“Beberapa saham teknologi memiliki valuasi yang terlalu tinggi untuk bisa dibenarkan,” tambahnya. “Palantir adalah salah satu contohnya, meski perusahaan itu memiliki potensi besar di masa depan.”
Robert Edwards, kepala investasi di Edwards Asset Management, menilai saham-saham teknologi besar masih memiliki ruang untuk naik. Namun, menurutnya, sudah saatnya terjadi rotasi ke sektor lain.
“Tongkat estafet siap diserahkan kepada sektor yang lebih murah dan tertinggal: barang konsumsi primer, layanan kesehatan, serta saham berkapitalisasi menengah dan kecil siap memimpin reli selama 12–18 bulan ke depan — dan sejauh ini, belum banyak yang memperhatikan mereka,” kata Edwards. “Kita berada di ambang rotasi besar di pasar.”
Di antara pergerakan saham individu, McDonald’s Corp menguat setelah melaporkan pertumbuhan penjualan di AS yang melampaui perkiraan pada kuartal terakhir. Sebaliknya, saham Bank of America Corp turun setelah perusahaan itu memaparkan sejumlah target keuangan baru dalam presentasi hari investornya.
Saham Sarepta Therapeutics Inc naik setelah mendapat peningkatan peringkat menjadi “outperform” dari Mizuho Securities, dengan alasan meningkatnya keyakinan terhadap adopsi obat Elevidys. Sebaliknya, saham Live Nation Entertainment Inc anjlok setelah hasil keuangannya meleset dari ekspektasi.
Saham Axon Enterprise Inc, produsen Taser, juga merosot setelah laba per saham yang disesuaikan pada kuartal ketiga mengecewakan. Pinterest Inc turun setelah memberikan proyeksi penjualan yang lebih lemah dari perkiraan analis.
(bbn)






























