Ekonomi Indonesia Tumbuh Solid 5,04%, Sesuai Prediksi

Bloomberg Technoz, Jakarta - Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal III 2025 mencapai 5,04% secara tahunan (year-on-year/yoy). Meskipun sedikit melambat dibandingkan capaian 5,12% pada kuartal sebelumnya, laju ini tetap menggambarkan fundamental ekonomi yang kuat dan sesuai dengan ekspektasi pasar serta proyeksi dari ekonom Permata Bank.
Faisal Rachman, Department Head of Macroeconomic & Financial Market Research Permata Bank, menilai capaian tersebut mencerminkan daya tahan ekonomi nasional yang masih terjaga. Menurutnya, perlambatan tipis ini terjadi karena adanya efek normalisasi pasca periode keagamaan yang biasanya mendorong lonjakan konsumsi rumah tangga.
“Pertumbuhan PDB kuartal III yang mencapai 5,04% sesuai dengan perkiraan kami dan sedikit di atas konsensus pasar. Moderasi ini wajar karena adanya normalisasi musiman setelah lonjakan konsumsi pada kuartal sebelumnya,” ujar Faisal dalam laporan PIER Macro Blast.
Dari sisi pengeluaran, pertumbuhan ekonomi kuartal III 2025 banyak ditopang oleh peningkatan belanja pemerintah dan ekspor neto. Pemerintah mempercepat realisasi anggaran produktif, membuat belanja negara tumbuh signifikan dari sebelumnya terkontraksi -0,33% (yoy) pada kuartal II menjadi ekspansi 5,49% (yoy) pada kuartal III.
Selain itu, ekspor Indonesia juga menunjukkan performa tangguh dengan pertumbuhan mencapai 9,91% (yoy). Kinerja ekspor ini didorong oleh peningkatan permintaan terhadap komoditas utama seperti crude palm oil (CPO), besi dan baja, serta meningkatnya jumlah wisatawan mancanegara selama musim liburan.
Faisal menjelaskan bahwa tren ini menunjukkan daya saing ekspor Indonesia masih kuat, terutama pada sektor-sektor yang menjadi tulang punggung industri nasional. “Permintaan global terhadap komoditas unggulan Indonesia masih cukup baik, dan sektor pariwisata terus memberikan multiplier effect bagi ekonomi domestik,” ujarnya.
Kontribusi Sektor Riil dan Digital Ekonomi
Dari sisi sektoral, pertumbuhan ekonomi kuartal III juga didorong oleh sektor-sektor kunci seperti industri manufaktur, perdagangan, serta jasa informasi dan komunikasi. Industri manufaktur mencatat ekspansi yang stabil berkat peningkatan produksi di sektor otomotif dan bahan kimia dasar.
Sektor perdagangan tumbuh positif, didukung oleh pertumbuhan pesat e-commerce dan digitalisasi sistem distribusi. Di sisi lain, jasa informasi dan komunikasi mencatat peningkatan signifikan seiring dengan meningkatnya aktivitas ekonomi digital, penetrasi internet yang meluas, serta adopsi teknologi baru di berbagai lapisan masyarakat.
Faisal menambahkan bahwa momentum ini menunjukkan transformasi ekonomi Indonesia menuju struktur yang lebih berorientasi digital dan produktif. Ia menyebut bahwa sektor-sektor ini akan menjadi penopang utama pertumbuhan di masa depan jika didukung dengan kebijakan yang konsisten dan investasi yang berkelanjutan.
Prospek Pertumbuhan 2025 Tetap Kuat
Memasuki sisa tahun 2025, Permata Bank memperkirakan perekonomian nasional akan tetap berada di jalur positif. “Kami memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2025 akan berada di kisaran 5,0–5,1%, naik dari proyeksi sebelumnya yang sedikit di bawah 5%. Konsumsi rumah tangga diperkirakan menguat seiring perbaikan pasar tenaga kerja dan inflasi yang terkendali,” jelas Faisal.
Ia juga menyoroti bahwa prospek investasi akan tetap positif berkat ekspektasi penurunan suku bunga global maupun domestik. Hal ini akan menurunkan biaya pendanaan dan meningkatkan kepercayaan investor untuk menanamkan modal di sektor-sektor produktif.
Meski demikian, Faisal mengingatkan bahwa impor berpotensi tumbuh lebih cepat dibanding ekspor karena meningkatnya kebutuhan barang modal dan bahan baku industri. “Secara keseluruhan, outlook 2025 tetap kuat meski dihadapkan pada risiko eksternal seperti ketegangan dagang dan perlambatan Tiongkok. Namun, potensi pemangkasan suku bunga dan stabilitas politik domestik akan menjadi katalis positif bagi sentimen pasar,” ujarnya menegaskan.
Lebih lanjut, Permata Bank memperkirakan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2026 akan tetap solid di kisaran 5%. Namun, proyeksi ini bergantung pada kemampuan pemerintah dalam menjaga keseimbangan antara kebijakan ekspansif fiskal dan stabilitas makroekonomi.
Dengan dukungan kebijakan fiskal yang terarah, stabilitas politik pasca Pemilu, serta potensi penurunan suku bunga global, Indonesia diperkirakan mampu mempertahankan momentum pertumbuhan ekonominya di tengah tekanan eksternal yang masih tinggi.
Kinerja ekonomi kuartal III 2025 yang stabil ini menjadi bukti bahwa Indonesia tetap menjadi salah satu negara dengan pertumbuhan ekonomi terbaik di kawasan, sekaligus menunjukkan bahwa strategi kebijakan fiskal dan moneter yang hati-hati mampu menjaga fundamental ekonomi nasional tetap tangguh.

































