“Dengan pola kenaikan kasus dengue di periode dua tahun sebelumnya, petugas dapat melakukan pencegahan seperti pengendalian vektor penyebab dengue,” tulis Kemenkes dalam rilisnya.
Upaya pengendalian penyakit ini disebut bergantung pada partisipasi aktif masyarakat dalam menerapkan gerakan 3M plus — menguras, menutup, dan memanfaatkan kembali barang bekas yang berpotensi menjadi tempat berkembang biaknya nyamuk Aedes aegypti, ditambah langkah pencegahan tambahan seperti penggunaan lotion antinyamuk atau kelambu.
Kemenkes menilai perilaku masyarakat dalam menjaga kebersihan lingkungan sudah menunjukkan perbaikan. Gerakan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) juga dinilai semakin masif dilakukan secara kolektif, terutama di daerah padat penduduk.
Selain faktor lingkungan, pencegahan juga dilakukan dari sisi individu atau host melalui vaksinasi dengue dan edukasi gejala awal DBD. Masyarakat diimbau segera mencari pertolongan medis bila mengalami demam tinggi disertai nyeri otot, mual, atau ruam.
Pemerintah turut memperkuat sistem surveilans dan tata laksana penanganan kasus di fasilitas kesehatan, guna memastikan pasien mendapat penanganan cepat dan tepat. Langkah ini diharapkan mampu menekan angka kematian akibat DBD.
(dec/spt)
