Logo Bloomberg Technoz

Beberapa proyek besar yang sedang dikerjakan antara lain Jalan Tol Probolinggo–Banyuwangi, Tol IKN Seksi 3B, serta Light Rail Transit (LRT) Jakarta Fase 1B yang ditargetkan rampung pada Agustus 2026. Di sektor sumber daya air, Waskita juga membangun Bendungan Mbay dan Bendungan Jragung yang menjadi bagian dari program ketahanan pangan nasional.

Corporate Secretary Waskita Karya, Ermy Puspa Yunita, mengungkapkan bahwa hingga Oktober 2025 total nilai kontrak baru (NKB) yang berhasil diraih Perseroan mencapai Rp5,6 triliun. 

“Mayoritas proyek berasal dari sektor sumber daya air (SDA), sejalan dengan fokus pemerintah meningkatkan swasembada pangan serta ketahanan energi dan air,” ujarnya.

Salah satu kontrak terbaru adalah pekerjaan konstruksi Karian Dam–Serpong Conveyance System (KSCS) Project Package 1 senilai Rp484,3 miliar, serta proyek Daerah Irigasi Komering Sub DI Lempuing Fase 3 Paket I di Sumatera Selatan senilai Rp318,54 miliar.

Infrastruktur untuk Pemerataan dan Produktivitas

Ermy menegaskan bahwa selama lebih dari 64 tahun, Waskita Karya berkomitmen memajukan bangsa melalui pembangunan infrastruktur yang berkelanjutan. “Kami terus berkontribusi mewujudkan Asta Cita Presiden dan Program Prioritas Pemerintah melalui pembangunan sarana-prasarana perkotaan dan pedesaan, hunian, hingga fasilitas publik di seluruh Indonesia,” katanya.

Dalam satu dekade terakhir, ratusan proyek telah dirampungkan dan dimanfaatkan masyarakat, seperti Tol Cimanggis–Cibitung, Semarang–Batang, Jalan Lintas Selatan Lot 6B, serta Jembatan Ogan. “Semakin banyak akses konektivitas dibangun, semakin cepat pula pemerataan kesejahteraan terwujud. Infrastruktur tidak hanya mempermudah mobilitas, tapi juga membuka peluang ekonomi baru,” ujar Ermy.

28 Bendungan dan 22 Irigasi

Di sektor air, Waskita mencatat pembangunan 28 bendungan dan 22 jaringan irigasi sepanjang 2015–2025. Beberapa di antaranya telah beroperasi seperti Bendungan Temef (NTT), Tapin (Kalsel), Way Sekampung (Lampung), dan Irigasi Rentang (Jabar). Saat ini, sembilan bendungan masih dalam tahap konstruksi, termasuk Mbay, Jragung, Tiga Dihaji, dan Rukoh.

“Proyek SDA memberi multiplier effect besar. Selain meningkatkan produktivitas pertanian dan kesejahteraan petani, bendungan juga berfungsi sebagai pembangkit listrik, penyedia air baku, destinasi wisata, dan penggerak UMKM,” jelas Ermy.

Fokus pada Fasilitas Publik dan Pendidikan

Selain infrastruktur dasar, Waskita aktif membangun fasilitas kesehatan dan pendidikan. Dalam lima tahun terakhir, 20 rumah sakit telah digarap, antara lain RSUD Tigaraksa (Tangerang), RSUP Fatmawati, RS Cipto Mangunkusumo, RSUD Akhmad Berahim (Kaltara), dan RSUD Kubu Raya (Kalbar). 

“Kami percaya setiap rakyat Indonesia berhak mendapatkan fasilitas kesehatan yang lengkap dan nyaman, termasuk di daerah pelosok,” ujar Ermy.

Untuk sektor pendidikan, Waskita telah menyelesaikan pembangunan fasilitas di Universitas Gadjah Mada, Universitas Islam Internasional Indonesia, hingga Politeknik Negeri Malang. “Ruang belajar yang inklusif adalah investasi jangka panjang bagi masa depan bangsa,” tambahnya.

Strategi Peningkatan Kinerja

Ke depan, Waskita akan fokus pada empat strategi utama guna memperkuat kinerja pascarestrukturisasi yang mulai efektif sejak Oktober 2024. Pertama, meningkatkan capaian kontrak baru melalui penetrasi pasar kementerian, BUMN, BUMD, pemerintah daerah, dan swasta. Kedua, menjaga mutu dan kualitas proyek demi memperkuat kepercayaan serta potensi repeat order.

Ketiga, melakukan efisiensi melalui lean construction dan pemanfaatan teknologi seperti Building Information Modelling (BIM) serta kecerdasan buatan (AI). Terakhir, penguatan sumber daya manusia menjadi prioritas. “Kami menyiapkan program pengembangan dan sertifikasi kompetensi untuk meningkatkan kapabilitas insan Waskita,” pungkas Ermy.

(dhf)

No more pages