Logo Bloomberg Technoz

Pada Selasa, The Wall Street Journal melaporkan bahwa sejumlah pejabat senior AS berhasil meyakinkan Trump untuk tidak membahas cip kecerdasan buatan generasi berikutnya dengan Xi. Laporan itu, mengutip pejabat aktif dan mantan pejabat pemerintahan, menyebut mereka berpendapat bahwa membuka akses cip Blackwell ke China akan menimbulkan risiko bagi keamanan nasional AS.

Pernyataan Xie menjadi pengingat betapa mudahnya gencatan dagang satu tahun yang dicapai di Korea Selatan tersebut bisa goyah. Meskipun isu Taiwan tidak muncul dalam pembicaraan Xi–Trump, topik itu tetap menjadi kepentingan vital bagi Beijing.

China menganggap Taiwan sebagai wilayah yang hilang dan harus dipersatukan kembali — bila perlu dengan kekuatan militer. Taipei menolak pandangan tersebut. Pada Jumat, Menteri Pertahanan AS Pete Hegseth menyampaikan keprihatinan mendalam kepada Menteri Pertahanan China Dong Jun terkait aktivitas angkatan laut Beijing di sekitar Taiwan dan Laut China Selatan.

Hegseth kemudian menyatakan kedua pihak sepakat membangun jalur komunikasi langsung antara militer masing-masing untuk mencegah terjadinya konflik.

Selain isu Taiwan, AS dan China juga terus berselisih mengenai hak asasi manusia di Hong Kong, Xinjiang, dan Tibet. Pejabat AS, termasuk Menteri Keuangan Scott Bessent, turut mendesak China untuk menyeimbangkan ekonominya ke arah konsumsi domestik guna mengurangi ketegangan akibat defisit perdagangan besar yang disebabkan oleh ekspor China.

Pertemuan kedua pemimpin di Busan, Korea Selatan, juga belum menghasilkan kesepakatan terkait upaya Beijing untuk mendapatkan akses terhadap semikonduktor canggih buatan AS. Trump menyatakan bahwa ia dan Xi sempat membahas akses Nvidia Corp. ke pasar China, dan bahwa perusahaan itu akan melanjutkan pembicaraan dengan Beijing.

David Daokui Li, penasihat kebijakan rutin bagi pemerintah China, menyebut kesepakatan Xi–Trump sebagai “terobosan” dalam hubungan bilateral karena China kini diperlakukan sebagai “mitra sejajar” oleh AS.

Dalam wawancara dengan Bloomberg TV pada Senin, Li menggambarkan adanya antusiasme di kalangan pejabat Beijing usai pertemuan kedua pemimpin tersebut. Li, profesor ekonomi di Universitas Tsinghua dan mantan penasihat Bank Sentral China, juga menyampaikan optimisme bahwa ketegangan perdagangan, keuangan, dan teknologi antara kedua negara hanyalah “masalah kecil” yang pada akhirnya dapat diselesaikan.

(bbn)

No more pages