Logo Bloomberg Technoz

Trump sebelumnya telah menyatakan Nigeria sebagai “Negara yang Perlu Mendapat Perhatian Khusus” (Country of Particular Concern) karena kekhawatiran atas keselamatan umat Kristen di sana. Senator Partai Republik Ted Cruz juga telah mendorong Kongres untuk menetapkan Nigeria sebagai pelanggar kebebasan beragama.

Total bantuan AS untuk Nigeria mencapai US$1 miliar pada 2023, tahun terakhir di bawah pemerintahan Presiden Joe Biden. Namun pada 2025 — tahun pertama masa jabatan kedua Trump — data sementara menunjukkan Nigeria baru menerima sekitar US$250 juta, atau turun signifikan.

Selain itu, pemerintahan Trump juga menerapkan tarif impor sebesar 15% terhadap sebagian besar barang dari Nigeria, yang memengaruhi perdagangan senilai sekitar US$400 juta.

Nigeria termasuk di antara negara yang menolak menerima deportasi warga Venezuela dari AS. Menteri Luar Negeri Nigeria, Yusuf Tuggar, mengatakan saat itu, “Kami sudah punya cukup banyak masalah sendiri.” Penolakan tersebut membuat AS memberlakukan pembatasan visa non-imigran bagi warga Nigeria yang ingin berkunjung.

Presiden Nigeria Bola Ahmed Tinubu menolak tudingan Trump bahwa negaranya tidak toleran terhadap kebebasan beragama. Dalam pernyataan panjang di platform X, Tinubu menulis bahwa Trump telah mengabaikan “upaya tulus dan konsisten pemerintah Nigeria dalam melindungi kebebasan beragama dan keyakinan bagi seluruh warga negara.”

Pemerintahan Tinubu sendiri tengah menghadapi tekanan akibat meningkatnya pemberontakan kelompok militan di wilayah timur laut Nigeria, termasuk serangan terhadap puluhan pangkalan militer. Negara dengan populasi sekitar 230 juta jiwa ini terbagi hampir merata antara pemeluk Kristen dan Muslim, dan kedua kelompok sering menjadi target serangan.

Kelompok militan tersebut berakar dari pemberontakan Boko Haram yang telah berlangsung sejak 2009. Mereka melakukan pengeboman, penculikan, dan serangan ke desa-desa, memaksa ratusan ribu warga mengungsi dan menghancurkan kehidupan sosial-ekonomi di banyak daerah.

Salah satu peristiwa paling terkenal adalah penculikan lebih dari 200 siswi di Chibok pada 2014, yang menarik perhatian dunia terhadap krisis kemanusiaan di Nigeria. Dalam beberapa tahun terakhir, kelompok ekstremis juga diketahui memanfaatkan perempuan dan anak perempuan sebagai pelaku bom bunuh diri, memperburuk ketakutan di kalangan masyarakat.

“Jika pemerintah Nigeria terus membiarkan pembunuhan terhadap umat Kristen, Amerika Serikat akan segera menghentikan seluruh bantuan dan kerja sama, dan mungkin akan menyerang negara yang kini tercemar itu, dengan ‘senjata menyala’, untuk sepenuhnya melenyapkan teroris yang melakukan kekejaman ini,” ujar Trump pada Sabtu.

Ia menambahkan, setiap serangan AS akan dilakukan secara “cepat, brutal, dan memuaskan.”

(bbn)

No more pages