Logo Bloomberg Technoz

Kini, AS dan sekutunya meningkatkan tekanan dengan memperluas sanksi terhadap produsen Rusia maupun para pembelinya, dengan tujuan memutus sumber pendapatan minyak Moskow untuk menekan pendanaan perang. Sebagai importir minyak mentah terbesar di dunia, langkah China membatasi pembelian dari Rusia berpotensi menguntungkan pemasok lain.

Salah satunya adalah Amerika Serikat, yang pekan lalu mencapai kesepakatan dagang bersejarah dengan Beijing dalam pertemuan antara Presiden Donald Trump dan Xi Jinping. Namun, sanksi ini tidak sepenuhnya merugikan Moskow. Yulong yang kini masuk daftar hitam, justru semakin bergantung pada minyak Rusia karena kehilangan alternatif pasokan dari pemasok Barat.

Sementara itu, kilang swasta lain memilih menunggu perkembangan dan menghindari langkah yang bisa memicu sanksi serupa, menurut Rystad. Selain itu, para teapots juga menghadapi keterbatasan kuota impor minyak mentah, setelah perubahan kebijakan pajak mengurangi penggunaan bahan bakar alternatif. Kondisi ini kemungkinan akan menghambat pembelian minyak Rusia hingga akhir tahun, bahkan jika mereka ingin mengambil risiko melanggar sanksi.

Pertemuan antara Trump dan Xi juga belum membawa kejelasan terkait isu ini. Meskipun kedua pemimpin sepakat untuk menetapkan aturan baru dalam perdagangan semikonduktor, logam tanah jarang, dan kedelai, topik mengenai minyak Rusia sama sekali tidak disebutkan dalam pernyataan resmi publik.

(bbn)

No more pages