Kabar dari Indonesia juga efektif mengangkat harga CPO. Gabungan Industri Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) melaporkan, stok minyak sawit Nusantara per akhir Agustus berada di 2,54 juta ton. Turun ketimbang akhir Juli yang sebanyak 2,57 juta ton.
Total produksi pada Agustus tercatat 5,54 juta ton. Turun ketimbang Juli yaitu 5,61 juta ton.
Sementara konsumsi domestik pada Agustus berada di 2,1 juta ton. Naik dibandingkan Juli yakni 2,03 juta ton.
Kemudian perkembangan nilia tukar ringgit juga menjadi angin segar bagi harga CPO. Kemarin, ringgit melemah 0,24% terhadap dolar Amerika Serikat (AS).
CPO adalah aset yang dibanderol dalam ringgit. Ketika mata uang Negeri Harimau Malaya terdepresiasi, maka kontrak CPO menjadi lebih murah bagi investor yang memegang mata uang lainnya.
Analisis Teknikal
Jadi bagaimana perkiraan harga CPO untuk hari ini, Jumat (31/10/2025)? Apakah bisa naik lagi atau kembali ke jalur koreksi?
Secara teknikal dengan perspektif harian (daily time frame), CPO masih terbenam di zona bearish. Terlihat dari Relative Strength Index (RSI) yang sebesar 39. RSI di bawah 50 menandakan suatu aset sedang dalam posisi bearish.
Namun indikator Stochastic RSI sudah menyentuh 12. Di bawah 20 yang berarti sudah jenuh jual (oversold).
Untuk perdagangan hari ini, harga CPO masih berpeluang naik. Cermati pivot point di MYR 4.266/ton.
Dari situ, harga CPO berpotensi menguji resisten MYR 4.350/ton yang merupakan Moving Average (MA) 5. Jika tertembus, maka MA-10 di MYR 4.417/ton bisa menjadi resisten selanjutnya.
Apabila harga CPO berbalik merah, maka MYR 4.244/ton kemungkinan akan menjadi support terdekat. Support lanjutan ada di rentang MYR 4.235-4.202/ton.
Support terjauh adalah MYR 4.132/ton.
(aji)































