Bloomberg Technoz, Jakarta - Bitcoin yang bullish terus bertahan dalam empat hari terakhir dan kini mencoba menggapai level US$115.000 (sekitar Rp1,9 miliar) usai berada di titik terendah mingguan di US$107.088 (sekitar Rp1,77 miliar).

Pelaku bersiap menyambut awal pekan dengan potensi bullish dimana pada saat bersamaan pasar pertemuan kebijakan Federal Reserve pada 29 Oktober, dengan harapan bank sentral AS kembali memangkas bunga acuannya.

Jelang rapat FOMC mendukung aksi spekulatif kenaikan dimana data memperlihatkan Bitcoin menembus resistensi US$112.000 dan mencapai puncak US$114.000 sebelum konsolidasi, dilansir dari TradingView, Senin.

Data inflasi Amerika Serikat (AS) lebih rendah pada pekan lalu mendorong penguatan aset berisiko secara umum seiring ekspektasi pelonggaran moneter lebih lanjut, dimana salah satu trader, Ted Pillows, percaya Bitcoin ada di zona pemulihan dengan kisaran harga US$112-US$114.000 dan dapat terus bullish pada “di atas US$118.000 dalam  waktu dekat,” dikutip dari Binance, Senin.

Hingga Senin (27/10/2025) pagi pukul 7.30 waktu Indonesia Bitcoin telah terungkit naik 2,8% ke level US$114.813. Menjadi catatan terbaik dalam 24 jam perdagangan dimana aset kripto asli itu sempat terpental di level US$104.941, berdasarkan data bulanan CoinGecko.